Sunday, October 11, 2020

Psikologi Komunikasi (BAB 4)

BAB 4
Proses Kognitif

Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari :
Sensasi – persepsi – perhatian -  berpikir - mengambil keputusan -  memori -  motivasi 

1. Sensasi
* Sensasi berasal dari kata “sense”, yang berarti  alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Dalam sensasi, fenomena yang terjadi akibat proses sensorik yang berkaitan dengan alat-alat indera(senses)  mencakup:
Mata ---sight (visual/penglihatan)
Telinga---hearing (auditoris/pendengaran)
Hidung---smell (olfaktoris/pembauan)
Lidah---taste (gustasi/pengecapan)
Kulit---touch (perabaan, tekanan, temperatur& nyeri)

* Definisi Sensasi
> Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak membutuhkan penguraian verbal, simbolis, maupun konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan alat indera (Benyamin B. Wolman, 1973). Jadi sensasi merupakan kesadaran pertama kita pada stimulus eksternal.
> Sejumlah informasi yang relatif kurang bermakna yang terjadi ketika otak memproses sinyal-sinyal elektrik yang berasal dari pancaindera (Plotnik)
> Bila alat-alat indera mengubah informasi(stimuli) menjadi impuls-impuls syaraf dengan‘bahasa’ yang dipahami oleh otak maka terjadilah Sensasi (Dennis Coon)

* Proses tejadinya sensasi
Sensasi terjadi karena adanya 3 hal, yaitu:
- Proses sensorik: mekanisme kerja alat indera merupakan tahap paling awal manusia dalam menerima informasi dari lingkungan
- Stimulus/rangsangan melanda alat indera
- Alat indera: menghubungkan organisme dengan lingkungan

2. Persepsi
* Definisi Persepsi 
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. - Persepsi ialah memberikan rnakna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari stimuli. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Desiderato, 1976).
* Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi :
a. Faktor Personal dan Faktor situasional. David Krech & Richard S. Crutchfield (1977) menyebutnya faktor fungsional dan struktural.
b. Faktor perhatian (Rachmat, 1992).
 

3. Perhatian
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kennerth E. Andersen, 1972). Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan dari indera lainnya. 

4. Berpikir
Berpikir merupakan proses yang mempengaruhi penafsiran terhadap stimuli. Dalam berpikir digunakan lambang grafis (graphic symbols) maupun lambang verbal ( verbal symbols). Keduanya merupakan representasi objek atau peristiwa; artinya menggantikan objek atau peristiwa dalam benak. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak (Ruch, 1967). Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka: 1. mengambil keputusan (decision making) 2. memecahkan persoalan (problem solving) 3. menghasilkan yang baru (creativity)

5. Pusat Pengambilan Keputusan
Sekali informasi dipahami, sebuah keputusan harus diambil, yaitu apa yang seharusnya dilakukan berkaitan dengan hal tersebut. Hal itu digunakan sebagai pemicu respon segera atau dimasukkan sebagai bagian dari pemrosesan memori. Informasi mungkin secara berkesinambungan masuk dan dipanggil dari memori untuk membantu pemrosesan keputusan. Pada bagian ini keputusan dibuat apakah akan : menyimpan informasi Ini dalam rentang waktu yang pendek dalam memori jangka pendek (working memory) dengan secara aktif melatih atau mengulang secara internal, atau berusaha mempelajari informasi tersebut dan disimpan secara permanen dalam memori jangka panjang.

6. Memori
Memori adalah sistem yang sangat terstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakannya untuk membimbing perilakunya (Scheessinger & Groves, 1976). Setiap saat stimuli mengenai indera kita. Setiap saat pula stimuli direkam secara sadar maupun tidak. Secara singkat memori melewati tiga proses (Mussen & Rosenzweig, 1973): - Perekaman (encoding), pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkuit syaraf internal - Penyimpanan (storage), menentukan berapa lama informasi dipertahankan, dalam bentuk apa, dan dimana. Penyimpanan bisa bersifat aktif maupun pasif Aktif jika terjadi penambahan informasi. - Pemanggilan (retrieval), mengingat lagi dan menggunakan informasi yang disimpan 

7. Motivasi
Motivasi lebih diartikan sebagai tingkah laku yang mengarah pada tujuan. Ini didasari oleh dua konsep dasar, yaitu kebutuhan yang berasal dari orang itu sendiri dan tujuan di lingkungan di mana orang itu berada. Dalam bentuknya yang paling mudah, motivasi diawali oleh adanya kebutuhan yang belum terpuaskan. Tujuan ditetapkan untuk memuaskan kebutuhan. Dan dilakukan aksi-aksi dalam proses pencapaian suatu tujuan. Tetapi, pada saat telah terpuaskan, kebutuhan baru muncul dan terjadilah lingkaran berkelanjutan. Motivasi berasal dan kata latin movere yang berarti menggerakkan (to move). Vroom (1964) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang mengatur pilihan pilihan yang dibuat oleh seseorang di antara berbagai bentuk  alternatif dari kegiatan sukarela. Glueck (1978) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu rangkaian atribut yang mendorong seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang spesifik, yang mengarah pada tujuan.
Motivasi adalah keadaan individual yang memberi energi, menyalurkan dan mendorong perilaku manusia untuk mencapai tujuan. Newstorm (1990) mengatakan bahwa motivasi berhubungan dengan kekuatan dan arah tingkah laku.
Dari definisi-definisi di atas dapat dilihat bahwa motivasi berkaitan dengan:
- Apa yang menggerakkan perilaku manusia
- Apa yang mengarahkan penyaluran perilaku itu
- Bagaimana mengarahkan perilaku ini
Motivasi kerja dapat dibedakan dalam dua bentuk.
a. Internal : dari dalam dirinya seseorang dapat memotivasi dirinya sendiri dengan melihat, mencari, melakukan suatu pekerjaan yang memuaskan kebutuhan atau setidaknya membawa mereka mencapai tujuannya.
b. Eksternal : dari luar dirinya seseorang dapat dimotivasi oleh suatu organisasi melalui beberapa metode seperti gaji, promosi, kebanggaan, dan sebagainya (Michael Amstrong, 1993). 

8. Ekspektasi Dorongan
Istilah ekspektasi dorongan (Driving Ekspectancy/DE) berasal dari ilmu psikologi, yaitu suatu proses bagi seseorang dengan ide dan konsep yang sudah mapan pada dirinya, dihadapkan pada sebuah stimulus dan melakukan reaksi (respon) terhadap Stimulus tersebut dengan melakukan berbagai cara. Jika stimulus tersebut sesuai dengan DE seseorang, maka tidak ada konflik yang terjadi dan reaksi orang itu diharapkan merupakan reaksi yang tepat. Sebaliknya, jika situasinya tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam DE, maka timbul ketidakpastian, dan respon yang timbul mungkin tidak sesuai dengan stuasinya, atau tidak ada respon sama sekali (Bailey, 1988). 

9. Kecepatan dan Ketelitian
Kecepatan di sini adalah berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sedangkan ketelitian adalah jumlah kesalahan yang dilakukan per satuan waktu, ini berhubungan dengan gerakan-gerakan dalam pencarian ‘jejak’ (untuk pekerjaan yang memerlukan pengawasan terus-menerus, pada saat melakukan suatu tindakan yang memerlukan ketelitian dan pengawasan, dan pada saat melakukan kegiatan yang manipulatif). Berbeda dari waktu reaksi yang dibatasi secara psikologis, ketelitian lebih ditekankan pada pengendalian manusia.

Sumber:
- Jurnal http://diyan.staff.umm.ac.id/2010/03/04/proses-kognitif/
- Jurnal https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-103-Psikologi-Umum-II-Sensasi-dan-Persepsi

 


 

 

No comments:

Post a Comment