Thursday, October 22, 2020

Paradigma Objektif

 

Nama              : Herdiansyah Amanu
NPM
               : 210120110052
Mata Kuliah
  : Teori-Teori Komunikasi
Dosen
              : Prof. Dr. H. Deddy Mulyana

PARADIGMA OBJEKTIF/DEDUKTIF/SAINTIFIK

(VS PARADIGMA SUBJEKTIF)

Paradigma objektif mengasumsikan realitas diatur oleh hukum-hukum yang tetap (peneliti mencari hubungan kausal atas suatu fenomena). Tak heran jika penelitian yang dilatarbelakangi paradigma ini kerap menggunakan metode eksperimental dengan tes statistik. Menurut Onong Uchjana Effendy, objektifitas dapat dicapai dengan dua cara:

  1. Emprisme: mensyaratkan suatu kepercayaan atau proposisi harus diuji dalam dunia nyata, yaitu dunia yang dapat dindera (dilihat, dirasakan, diraba atau dapat dialami)
  2. Logika formal: mengkaji kondisi-kondisi dimana kepercayaan atau proposisi perlu mengikuti dan karenanya dapat ditarik kesimpulan dari proposisi-proposisi lainnya.

Stephen W. Little John mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan dihubungkan dengan objektifitas, artinya ilmu pengetahuan bertujuan untuk membuat standardisasi pengamatan dan berusaha mengurangi perbedaan-perbedaan kemanusiaan terhadap apa yang diamati.

Dalam dunia penelitian, paradigma objektif ini lebih mendominasi metode penelitian kuantitatif ketimbang kualitatif. Meski masih banyak dipertentangkan, tapi sekedar sebagai perbandingan dapat disimak pendapat Bavelas yang mencoba menggambarkan perbedaan kedua metode ini sebagai berikut:

 

 

 

Penelitian Kuantitatif                                      Penelitian Kualitatif

Angka-angka                                                      Tanpa angka-angka

Parametik                                                           Nonparametik

Statistik                                                              Nonstatistik

Empiris                                                               Tidak empiris

Objektif                                                              Subjektif

Deduktif                                                            Induktif

Pengujian hipotesis                                    Penjelajahan (Exploratory)

Eksperimental                                                    Noneksperimental

Laboratorium                                                     Dunia nyata

Artifisial                                                             Alamiah

Dapat digeneralisasikan                                     Tidak dapat digeneralisasikan

Sumber: Deddy Mulyana dan Solatun dalam bukuya:”Metode Penelitian Komunikasi”

Sebagai sifat data, istilah kualitatif bukan dimaksudkan sebagai lawan dari istilah kuantitatif, karena dalam penelitian yang sangat kuantitatif sekalipun sebenarnya juga akan ditemukan uraian yang kualitatif, berupa penafsiran atas temuan yang bersifat kuantitatif. Sebaliknya tidak menjadi masalah bagi seorang peneliti interpretatif yang data utamanya bersifat kualitatif untuk menggunakan data kuantitatif berupa data statistik (deskriptif) atau statistik semu yang berkenaan dengan frekuensi temuan.

Asusmi bahwa penelitian kualitatif bersifat induktif sedangkan penelitian kuantitatif bersifat deduktif tidak sepenuhnya benar. Ilmu-ilmu alam seperti Biologi, Astronomi dan Fisika Nuklir sebenarnya tidak selamanya bersifat deduktif. Sedangkan penelitian kualitatif juga bisa menggunakan pendekatan deduktif hypothetico yang eksplisit (Hayes, 1997:6). Namun kenyataannya para penulis buku metodologi penelitian kualititatif sering menggunakan istilah “kualitatif” pada tingkat paradigma (pendekatan induktif dan emik) yang mempertentangkannya dengan istilah “kuantitatif” (pendekatan deduktif dan etik). Jika hanya menggunakan istilah “kualitatif” pada tingkat paradigma, maka muncullah kesalahkaprahan pemahaman seperti membandingkan keduanya secara salah kaprah seperti yang dikemukakan oleh Bavelas.

Referensi:

Effendy, Onong Uchayana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, 2003

Littlejohn Stephen W. and Foss, ”Theories of Human Communication”, Belmont, Californa:Wadsworth, 1996

Mulyana, Deddy dan Solatun. Metode Penelitian Komunikasi, Rosda, 2008

 

No comments:

Post a Comment