Nama :Ika Fauziah Ramadhani Nim : 20702010009 Prodi : Ilmu Komunikasi (reguler pagi)
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama:Rahmat Hidayat Kelas:Reguler pagi Nim :20702010089
1.cara paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2.cara paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.
Nama : Tiara Nim 20702010076 Kelas : ilmu komunikasi reg pagi
1. Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2. untuk mengelola perilaku manusia sebagai materi untuk diteliti secara ilmiah terhambat oleh keterlibatan langsung peneliti dalam perilaku yang mereka ingin jelaskan, sehingga penelitian itu sendiri tidak bisa lepas dari interpretasi peneliti secara subjektif. Penelitian kualitatif tidak bertujuan menguji teori, melainkan untuk menghasilkan model atau teori baru. Jika penelitian kuantitatif ingin memprediksi seberapa besar pengaruh tayangan kekerasan di televisi terhadap prilaku agresif anak, maka penelitian kualitatif tidak bermaksud demikian.
Penelitian kualitatif justru ingin menggali lebih jauh lagi mengapa bisa muncul kecenderungan prilaku agresif anak, faktor-faktor apa saja yang mungkin bisa menjadi penyebabnya. Adapun tayangan kekerasan di televisi mungkin hanya menjadi salah satu penyebab dari sekian banyak penyebab yang lain. Disini penelitian kualitatif tidak mengenal adanya variabel bebas dan terikat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif dengan menggunakan wawancara yang mendalam (tidak berstruktur), pengamatan berperan serta, analisis dokumen, studi kasus, studi historis-kritis dengan penafsiran sujektif.
cara paradigma objektif / positivistik kebenaran adalah dengan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
cara paradigma subjektif / interpretif perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya bergerak atau mesin yang bergerak karena dialikan kend atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting
Nama : Destiana Nim :20702010033 Kelas:Reguler pagi
Paradigma positivistik menganggap realitas sosial yang terjadi sebagai sesuatu yang bersifat empirik dan dapat diobservasi secara nyata serta dapat dibuktikan secara ilmiah.
Paradigma interpretif merupakan paradigma yang me- mandang bahwa kebenaran, realitas atau kehidupan nyata tidak memiliki satu sisi, tetapi dapat memiliki banyak sisi, sehingga dapat dikaji dari berbagai sudut pandang.
Nama:Uli Ulandari Nim:20702010021 Prodi: Ilmu Komunikasi Kelas: Reguler Pagi
1.paragdima objektif/positivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek diteliti.Jadi penelitian yang dilakukan harus bebas nilai,artinya terlepas dari interpretasi atau penilaian dari si peneliti.
2.paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama : Ani Sagita NIM : 20702010060 Kelas : reguler
1. Paradigma objektif/positivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campurtangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2. Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama : Agung apri Wijaya Kusuma NIM : 20702010074 Kelas : reguler pagi
1.Jelaskan bagaimana paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran! kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2.Jelaskan bagaimana paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia! memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama: Agus triadi Nim: 20702010081 Kelas: reguler pagi
cara paradigma objektif / positivistik kebenaran adalah dengan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
cara paradigma subjektif / interpretif perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya bergerak atau mesin yang bergerak karena dialikan kend atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting
Nama : Sefta Hardayanti Nim : 20702010026 Prodi: Ilmu Komunikasi (reguler pagi)
1.-Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. 2.-Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilai.
Nama :Bayu Maulana M.N NIM :20702010024 Prodi:Ilmu Komunikasi Reguler Pagi
1. Paradigma objektif/positivistik memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif,kebenaran itu bersifat universal,ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian
2. Paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting.
memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama Nur hasanah Nim 20702010027 Fakultas ilmu komunikasi Reguler pagi
1.Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.Jadi penelitian yang dilakukan harus bebas nilai, artinya terlepas dari interpretasi atau penilaian dari si peneliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama: Bella Frastyawati NIM: 20702010082 Prodi: Ilmu Komunikasi (Reg Pagi)
1. Paradigma objektif/positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2. Paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting.
Nama :Muhammad Rizki Ananda Nim : 20702010023 Kelas: Karyawan
1.cara paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2.Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilai.
Nama : Candra saputra Nim : 20702010045 Kelas : karyawan
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama : Candra saputra Nim : 20702010045 Kelas : karyawan
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama : Candra saputra Nim : 20702010045 Kelas : karyawan
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama : Levi afriandi Nim :20702010095 Kelas:Karyawan
cara paradigma objektif / positivistik kebenaran adalah dengan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
cara paradigma subjektif / interpretif perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya bergerak atau mesin yang bergerak karena dialikan kend atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting
Nama. :Eko Ariw Prasetya Nim. :20702010008 Mk. :Teori Komunikasi Kelas :Karyawan
Paradigma berkaitan dengan cara memandang terhadap realitas. Realitas yang sama akan tampak berbeda bila dilihat dengan paradigma yang berbeda. Dalam ilmu sosial dan komunikasi, terdapat sejumlah paradigma, biasanya secara sederhana dikelompokkan secara dikotomis ke dalam paradigma objektif, yang lebih populer dengan istilah kuantitatif, dan subjektif, yang lebih dikenal dengan sebutan kualitatif. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian. Dalam paradigma objektif dikenal, antara lain, metode peneltian survei dan eksperimen. Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.
Nama : Asri Firmansyah Nim : 20702010001 Kelas :Karyawan
1. Paradigma objektif/positivistik adalah cara memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campurtangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2. Paradigma subjektif/interpretif adalah perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Paradigma positivistik menganggap realitas sosial yang terjadi sebagai sesuatu yang bersifat empirik dan dapat diobservasi secara nyata serta dapat dibuktikan secara ilmiah. Untuk melihat fenomena masyarakat, paradigma positivistik memberikan sumbangan yang besar terhadap feneomena sosial yang terjadi.Ilmu nilai bebas adalah saah satu faktor dari paradigma ilmu positivistik. Dalam ilmu sosial terdapat dua paradigma besar yaitu paradigma positivistik dan paradigma interpretif (Fenomenologi). Dua paradigma tersebut digunakan sebagai salah satu metode dalam sebuah penelitian. Seyogyanya metode dalam penelitian kontemporer hanya dibagi menjadi dua; Pertama, metode penelitian kuantitatif mana paradigma dari metode kuantitatif kuantitatif adalah paradigma positivistik. Kedua, metode kualitatif dengan paradigma interpretatif (Fenomenologi). Kedua metode tersebut mampu kita gunakan dalam berbagai penelitian. Kegiatan kejiwaan manusia yang mampu kita ketahui melalui penelitian, seperti variabel-variabel psikologi; kecerdasan emosional, gaya humor, resiliensi, depresi dan lain sebagainya. August Comte adalah tokoh dari Paradigma positivistik, ada berbagai asumsi dasar dari paradigma positivistik, yaitu 1.ilmu didasarkan pada prosedur-prosedur baku yang berbeda dengan spekulasi dan akal sehat2. Pendekatan deduktif 3. Bersifat nomotetik 4. Ilmu diperoleh memlalui indera, sumber lain tidak reliabel 5. Ilmu bebas nilai yang salah satu fakta dengan nilai 6. Memperhatikan sebagai alat / sarana dengan tujuan akhir meramalkan kejadian dan mengendalikannya. Dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ilmu bebas, maksudnya ketika melakukan sebuah penelitian yang perlu mengenyampingkan fakta dengan nilai-nilai yang dapat diukur. Data diperoleh berupa angka kemudian diolah dengan statistik, yang mana hasil statistik tersebut reliabel dan kecil kemungkinan terjadinya bias. Begitu juga dengan hipotesis yang kita ajukan, kecil kemungkinannya berbanding lurus dengan hasil statistik. Karena ketika kita melakukan penelitian kita tidak melihat kondisi psikologis yang sebenarnya dari subyek penelitian kita. Serta adanya nilai-nilai yang mampu mempengaruhi psikologis peneliti.Perspektif Interpretif Tumbuh berdasarkan ketidakpuasan dengan teori Post Positivis, karena dianggap terlalu umum, terlalu mekanis dan tidak mampu menangkap keruwetan, nuansa, dan kompleksitas dari interaksi manusia. Perspektif interpretif mencari sebuah pemahaman bagaimana kita membentuk dunia pemaknaan melaui interaksi dan bagaimana kita berprilaku terhadap dunia yang kita bentuk itu. Dalam pencarian jenis pemahaman ini, teori interpretif mendekati dunia dan pengetahuan yang sangat berbeda dengan cara teori post positivis.Paradigma interppretif dapat diaartikan apat diartikan ccarap pandang yang bertumpu pada tumpuan untuk memahami dan melaksanakan dunia dari kacamata actor yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu keilmiahannya, terletak pada ontology sifat manusia yang viluntaristik. Subyektivitas justru memainkan peran penting dibandingkan obyektivitas sebagaimana yang ditemukan pada paradigma fungsional. -Interpretif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna yang khusus sebagai esensidalam memahami makna social. - Interpretif melihat fakta sebagai hal yang cair yang melekat pada system makna dalam system pendekatan interpretif. - Fakta-fakta tidaklah inpresial, objektif dan netral - Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan kontekstual yang bergantung pada pemaknaan sebagai orang dalam situasi social. - Interpretif menyatakan situasi social mengandung ambiguitas yang besar. - Prilaku dan pernyataan dapat memiliki makna yang banyak dan dapat diinterpretasikan denngan berbagai maca cara.
Nama:Lia iska oktrina Nim:20702010065 Kelas :Karyawan
1.Paradigma objektif/positivistik memandamg kebenaran dengan ditemukan bila manusia itu dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak obkek yang diteliti. 2.paradigma subjektif/interpretif memandang perilaku manusia,bahwa manusia memiliki perilaku yang unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.berbeda dengan suatu benda yang sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena dikendalikan atau hewan yang bergerak dengan insting,jadi manusialah yang menciptakan struktur bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama : Herawan Fatoni NIM : 20702010044 Kelas : ilmu komunikasi/karyawan
1. Khalayak pasif menerima pesan-pesan media karena media begitu kuat dalam mempengaruhi dan merubah sikap khalayak.
2. Fokus penelitian dari Mahzhab Frankfurt adalah pengawasan pada sistem komunikasi untuk menarik kesimpulan tentang media massa yang menyebarkan pesan, bukan untuk mengetahui efek Komunikasi terhadap khalayak.
Nama : Ica Arleta NIM : 20702010078 Kelas : Reguler Pagi
1. Khalayak pasif menerima pesan-pesan media karena media begitu kuat dalam mempengaruhi dan merubah sikap khalayak.
2. Fokus penelitian dari Mahzhab Frankfurt adalah pengawasan pada sistem komunikasi untuk menarik kesimpulan tentang media massa yang menyebarkan pesan, bukan untuk mengetahui efek Komunikasi terhadap khalayak.
Paradigma objektif/positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2. Paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting.
1.Jelaskan bagaimana paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran! Yaitu dengan memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2.Jelaskan bagaimana paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia! Paradigma subjektif/interpretif memandang perilaku manusia dengan memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama:Hidayat Nim:20702010003 Matakuliah:Teori Komunikasi Dosen Pengampu:Herdiansyah Amanu,M.I.Kom 1.Paradigma objektf/positivistik diterapkan dalam penelitian yang sistematis,terkontrol,empiris dan kritis atas hipotesis mengenai hubungan yang diasumsikan diantara fenomena alam.pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti. 2. Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan suatu benda yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalukan,atau pun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama Dedek Caniago Nim 20702010084 Kelas Karyawan. 1. Bagaimana paradigma objektif memendang kebenaran? Jawab: dengan metode sangat objektif yaitu pendekatan penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis.
2.bagaimana paradigma subjektif memandang prilaku manusia?? Jawab: sebab manusia itu unik tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Akan terdapat tatanan kausal dalam fenomena prilaku manusia, tatanan tersebut begitu komplex sehingga penemuan tidak akan tercapai secara permanen.
Nama : M. Rajab Sapriadi NIM : 20702010096 Kelas : Karyawan
1. paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran dengan Cara berpikir positivisme menganggap tidak ada ruang sedikit pun bagi filsafat untuk mengkaji objek tertentu. Tidak ada ruang untuk berfilsafat kecuali mengkaji hukum-hukum ilmiah yang mengantarkan semua cabang ilmu menjadi kajian yang lengkap atau dengan menganggap cabang-cabang ilmu itu tunduk pada suatu metode dan mencakup bidang-bidang yang berbeda dari sebuah studi umum.
2. Sedangkan paradigma subjektif memandang prilaku manusia dengan aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling mereka, karena manusia berbeda dengan benda. Hal ini juga dinyatakan oleh Kennetth Burke yang mengatakan bahwa benda hanya bergerak dan manusia tidak hanya bergerak tetapi juga bertindak.
Nama :fitri febriani Nim :20702010005 Kelas:karyawan
1. Paradigma objektif/positivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti 2. Paradigma subjektif/interpretif setiap manusia itu unik, tidak persis sama dengan yang lain sehingga perilaku mereka tidak bisa diuraikan secara kausal dan karenanya tidak dapat diramalkan.
Nama : pahira tiara Nim : 20702010004 Kelas : karyawan
1. Paradigma objek positivistik memandang kebenaran melalui penelitian dan mengambil kesimpulan umum untuj dilakukan generalisasi yang disebut sebagai hipotesis yang kemudian akan diuji kebenarannya. 2. Paradigma subjektif interpretif memandang perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Jadi manusialah yang menciptakan struktur bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama :Ika Fauziah Ramadhani
ReplyDeleteNim : 20702010009
Prodi : Ilmu Komunikasi (reguler pagi)
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama:Rahmat Hidayat
ReplyDeleteKelas:Reguler pagi
Nim :20702010089
1.cara paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2.cara paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.
Nama : Tiara
ReplyDeleteNim 20702010076
Kelas : ilmu komunikasi reg pagi
1. Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2. untuk mengelola perilaku manusia sebagai materi untuk diteliti secara ilmiah terhambat oleh keterlibatan langsung peneliti dalam perilaku yang mereka ingin jelaskan, sehingga penelitian itu sendiri tidak bisa lepas dari interpretasi peneliti secara subjektif. Penelitian kualitatif tidak bertujuan menguji teori, melainkan untuk menghasilkan model atau teori baru. Jika penelitian kuantitatif ingin memprediksi seberapa besar pengaruh tayangan kekerasan di televisi terhadap prilaku agresif anak, maka penelitian kualitatif tidak bermaksud demikian.
Penelitian kualitatif justru ingin menggali lebih jauh lagi mengapa bisa muncul kecenderungan prilaku agresif anak, faktor-faktor apa saja yang mungkin bisa menjadi penyebabnya. Adapun tayangan kekerasan di televisi mungkin hanya menjadi salah satu penyebab dari sekian banyak penyebab yang lain. Disini penelitian kualitatif tidak mengenal adanya variabel bebas dan terikat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif dengan menggunakan wawancara yang mendalam (tidak berstruktur), pengamatan berperan serta, analisis dokumen, studi kasus, studi historis-kritis dengan penafsiran sujektif.
Nama:mardiana
ReplyDeleteNIM:20702010041
Kelas:reguler pagi
cara paradigma objektif / positivistik kebenaran adalah dengan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
cara paradigma subjektif / interpretif perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya bergerak atau mesin yang bergerak karena dialikan kend atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting
Nama : Destiana
ReplyDeleteNim :20702010033
Kelas:Reguler pagi
Paradigma positivistik menganggap realitas sosial yang terjadi sebagai sesuatu yang bersifat empirik dan dapat diobservasi secara nyata serta dapat dibuktikan secara ilmiah.
Paradigma interpretif merupakan paradigma yang me- mandang bahwa kebenaran, realitas atau kehidupan nyata tidak memiliki satu sisi, tetapi dapat memiliki banyak sisi, sehingga dapat dikaji dari berbagai sudut pandang.
Nama:Uli Ulandari
ReplyDeleteNim:20702010021
Prodi: Ilmu Komunikasi
Kelas: Reguler Pagi
1.paragdima objektif/positivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek diteliti.Jadi penelitian yang dilakukan harus bebas nilai,artinya terlepas dari interpretasi atau penilaian dari si peneliti.
2.paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama : Ani Sagita
ReplyDeleteNIM : 20702010060
Kelas : reguler
1. Paradigma objektif/positivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campurtangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2. Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama : Agung apri Wijaya Kusuma
ReplyDeleteNIM : 20702010074
Kelas : reguler pagi
1.Jelaskan bagaimana paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran!
kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2.Jelaskan bagaimana paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia!
memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama: Agus triadi
ReplyDeleteNim: 20702010081
Kelas: reguler pagi
cara paradigma objektif / positivistik kebenaran adalah dengan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
cara paradigma subjektif / interpretif perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya bergerak atau mesin yang bergerak karena dialikan kend atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting
Nama : Sefta Hardayanti
ReplyDeleteNim : 20702010026
Prodi: Ilmu Komunikasi (reguler pagi)
1.-Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai.
2.-Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilai.
Nama :Bayu Maulana M.N
ReplyDeleteNIM :20702010024
Prodi:Ilmu Komunikasi Reguler Pagi
1. Paradigma objektif/positivistik memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif,kebenaran itu bersifat universal,ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian
2. Paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting.
Nama :Maitapitasari
ReplyDeleteNim :20702010036
Kelas:Ilmu komunikasi
1.Jelaskan bagaimana paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran!
kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2.Jelaskan bagaimana paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia!
memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama Nur hasanah
ReplyDeleteNim 20702010027
Fakultas ilmu komunikasi
Reguler pagi
1.Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.Jadi penelitian yang dilakukan harus bebas nilai, artinya terlepas dari interpretasi atau penilaian dari si peneliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama: Bella Frastyawati
ReplyDeleteNIM: 20702010082
Prodi: Ilmu Komunikasi (Reg Pagi)
1. Paradigma objektif/positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2. Paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting.
Nama :Muhammad Rizki Ananda
ReplyDeleteNim : 20702010023
Kelas: Karyawan
1.cara paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2.Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilai.
Nama : Candra saputra
ReplyDeleteNim : 20702010045
Kelas : karyawan
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama : Candra saputra
ReplyDeleteNim : 20702010045
Kelas : karyawan
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama : Candra saputra
ReplyDeleteNim : 20702010045
Kelas : karyawan
1. Paradigma objektif/prositivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2.Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas.
Nama : Levi afriandi
ReplyDeleteNim :20702010095
Kelas:Karyawan
cara paradigma objektif / positivistik kebenaran adalah dengan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
cara paradigma subjektif / interpretif perilaku manusia yaitu bawasanya manusia adalah makhluk yang unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia kehendak bebas berbeda dengan sesuatu benda yang hanya bergerak atau mesin yang bergerak karena dialikan kend atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting
Nama. :Eko Ariw Prasetya
ReplyDeleteNim. :20702010008
Mk. :Teori Komunikasi
Kelas :Karyawan
Paradigma berkaitan dengan cara memandang terhadap realitas. Realitas yang sama akan tampak berbeda bila dilihat dengan paradigma yang berbeda. Dalam ilmu sosial dan komunikasi, terdapat sejumlah paradigma, biasanya secara sederhana dikelompokkan secara dikotomis ke dalam paradigma objektif, yang lebih populer dengan istilah kuantitatif, dan subjektif, yang lebih dikenal dengan sebutan kualitatif. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian. Dalam paradigma objektif dikenal, antara lain, metode peneltian survei dan eksperimen. Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.
Nama : Asri Firmansyah
ReplyDeleteNim : 20702010001
Kelas :Karyawan
1. Paradigma objektif/positivistik adalah
cara memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campurtangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2. Paradigma subjektif/interpretif adalah perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Dedek Jusitira sunanta PB
ReplyDelete20702010012
Paradigma positivistik menganggap realitas sosial yang terjadi sebagai sesuatu yang bersifat empirik dan dapat diobservasi secara nyata serta dapat dibuktikan secara ilmiah. Untuk melihat fenomena masyarakat, paradigma positivistik memberikan sumbangan yang besar terhadap feneomena sosial yang terjadi.Ilmu nilai bebas adalah saah satu faktor dari paradigma ilmu positivistik. Dalam ilmu sosial terdapat dua paradigma besar yaitu paradigma positivistik dan paradigma interpretif (Fenomenologi). Dua paradigma tersebut digunakan sebagai salah satu metode dalam sebuah penelitian. Seyogyanya metode dalam penelitian kontemporer hanya dibagi menjadi dua; Pertama, metode penelitian kuantitatif mana paradigma dari metode kuantitatif kuantitatif adalah paradigma positivistik. Kedua, metode kualitatif dengan paradigma interpretatif (Fenomenologi). Kedua metode tersebut mampu kita gunakan dalam berbagai penelitian. Kegiatan kejiwaan manusia yang mampu kita ketahui melalui penelitian, seperti variabel-variabel psikologi; kecerdasan emosional, gaya humor, resiliensi, depresi dan lain sebagainya.
August Comte adalah tokoh dari Paradigma positivistik, ada berbagai asumsi dasar dari paradigma positivistik, yaitu 1.ilmu didasarkan pada prosedur-prosedur baku yang berbeda dengan spekulasi dan akal sehat2. Pendekatan deduktif 3. Bersifat nomotetik 4. Ilmu diperoleh memlalui indera, sumber lain tidak reliabel 5. Ilmu bebas nilai yang salah satu fakta dengan nilai 6. Memperhatikan sebagai alat / sarana dengan tujuan akhir meramalkan kejadian dan mengendalikannya. Dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ilmu bebas, maksudnya ketika melakukan sebuah penelitian yang perlu mengenyampingkan fakta dengan nilai-nilai yang dapat diukur. Data diperoleh berupa angka kemudian diolah dengan statistik, yang mana hasil statistik tersebut reliabel dan kecil kemungkinan terjadinya bias. Begitu juga dengan hipotesis yang kita ajukan, kecil kemungkinannya berbanding lurus dengan hasil statistik. Karena ketika kita melakukan penelitian kita tidak melihat kondisi psikologis yang sebenarnya dari subyek penelitian kita. Serta adanya nilai-nilai yang mampu mempengaruhi psikologis peneliti.Perspektif Interpretif Tumbuh berdasarkan ketidakpuasan dengan teori Post Positivis, karena dianggap terlalu umum, terlalu mekanis dan tidak mampu menangkap keruwetan, nuansa, dan kompleksitas dari interaksi manusia.
Perspektif interpretif mencari sebuah pemahaman bagaimana kita membentuk dunia pemaknaan melaui interaksi dan bagaimana kita berprilaku terhadap dunia yang kita bentuk itu. Dalam pencarian jenis pemahaman ini, teori interpretif mendekati dunia dan pengetahuan yang sangat berbeda dengan cara teori post positivis.Paradigma interppretif dapat diaartikan apat diartikan ccarap pandang yang bertumpu pada tumpuan untuk memahami dan melaksanakan dunia dari kacamata actor yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu keilmiahannya, terletak pada ontology sifat manusia yang viluntaristik. Subyektivitas justru memainkan peran penting dibandingkan obyektivitas sebagaimana yang ditemukan pada paradigma fungsional.
-Interpretif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna yang khusus sebagai esensidalam memahami makna social.
- Interpretif melihat fakta sebagai hal yang cair yang melekat pada system makna dalam system pendekatan interpretif.
- Fakta-fakta tidaklah inpresial, objektif dan netral
- Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan kontekstual yang bergantung pada pemaknaan sebagai orang dalam situasi social.
- Interpretif menyatakan situasi social mengandung ambiguitas yang besar.
- Prilaku dan pernyataan dapat memiliki makna yang banyak dan dapat diinterpretasikan denngan berbagai maca cara.
Nama:Lia iska oktrina
ReplyDeleteNim:20702010065
Kelas :Karyawan
1.Paradigma objektif/positivistik memandamg kebenaran dengan ditemukan bila manusia itu dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak obkek yang diteliti.
2.paradigma subjektif/interpretif memandang perilaku manusia,bahwa manusia memiliki perilaku yang unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.berbeda dengan suatu benda yang sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena dikendalikan atau hewan yang bergerak dengan insting,jadi manusialah yang menciptakan struktur bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama : Herawan Fatoni
ReplyDeleteNIM : 20702010044
Kelas : ilmu komunikasi/karyawan
1. Khalayak pasif menerima pesan-pesan media karena media begitu kuat dalam mempengaruhi dan merubah sikap khalayak.
2. Fokus penelitian dari Mahzhab Frankfurt adalah pengawasan pada sistem komunikasi untuk menarik kesimpulan tentang media massa yang menyebarkan pesan, bukan untuk mengetahui efek Komunikasi terhadap khalayak.
Nama : Ica Arleta
DeleteNIM : 20702010078
Kelas : Reguler Pagi
1. Khalayak pasif menerima pesan-pesan media karena media begitu kuat dalam mempengaruhi dan merubah sikap khalayak.
2. Fokus penelitian dari Mahzhab Frankfurt adalah pengawasan pada sistem komunikasi untuk menarik kesimpulan tentang media massa yang menyebarkan pesan, bukan untuk mengetahui efek Komunikasi terhadap khalayak.
Intan Oktaviani 20702010038
ReplyDeleteKelas karyawan
Paradigma objektif/positivistik memandang kebenaran adalah dengan menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang di teliti.
2. Paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan sesuatu (benda) yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalikan, ataupun hewan yang bertindak hanya karena insting.
Nama : Ramanda
ReplyDeleteNim : 20702010006
Kelas : Karyawan
1.Jelaskan bagaimana paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran!
Yaitu dengan memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak objek yang diteliti.
2.Jelaskan bagaimana paradigma subjektif/ interpretif memandang perilaku manusia!
Paradigma subjektif/interpretif memandang perilaku manusia dengan memandang perilaku manusia yaitu bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa di ramalkan karena manusia mempunyai kehendak bebas.Berbeda dengan sesuatu benda yang hanya sekedar bergerak atau mesin yang bergerak karena di kendalikan atau pun hewan yang hanya bergerak dengan insting.Jadi manusialah yang menciptakan struktur,bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama:Hidayat
ReplyDeleteNim:20702010003
Matakuliah:Teori Komunikasi
Dosen Pengampu:Herdiansyah Amanu,M.I.Kom
1.Paradigma objektf/positivistik diterapkan dalam penelitian yang sistematis,terkontrol,empiris dan kritis atas hipotesis mengenai hubungan yang diasumsikan diantara fenomena alam.pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti.
2. Menurut paradigma subjektif/interpretif bahwa perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Berbeda dengan suatu benda yang hanya sekedar bergerak, atau mesin yang bergerak karena dikendalukan,atau pun hewan yang bertindak hanya karena insting. Jadi manusialah yang menciptakan struktur, bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.
Nama Dedek Caniago
ReplyDeleteNim 20702010084
Kelas Karyawan.
1. Bagaimana paradigma objektif memendang kebenaran?
Jawab: dengan metode sangat objektif yaitu pendekatan penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis.
2.bagaimana paradigma subjektif memandang prilaku manusia??
Jawab: sebab manusia itu unik tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Akan terdapat tatanan kausal dalam fenomena prilaku manusia, tatanan tersebut begitu komplex sehingga penemuan tidak akan tercapai secara permanen.
Nama : M. Rajab Sapriadi
ReplyDeleteNIM : 20702010096
Kelas : Karyawan
1. paradigma objektif/ positivistik memandang kebenaran dengan Cara berpikir positivisme menganggap tidak ada ruang sedikit pun bagi filsafat untuk mengkaji objek tertentu. Tidak ada ruang untuk berfilsafat kecuali mengkaji hukum-hukum ilmiah yang mengantarkan semua cabang ilmu menjadi kajian yang lengkap atau dengan menganggap cabang-cabang ilmu itu tunduk pada suatu metode dan mencakup bidang-bidang yang berbeda dari sebuah studi umum.
2. Sedangkan paradigma subjektif memandang prilaku manusia dengan aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling mereka, karena manusia berbeda dengan benda. Hal ini juga dinyatakan oleh Kennetth Burke yang mengatakan bahwa benda hanya bergerak dan manusia tidak hanya bergerak tetapi juga bertindak.
Nama :fitri febriani
ReplyDeleteNim :20702010005
Kelas:karyawan
1. Paradigma objektif/positivistik memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian atau mengambil jarak dari objek yang diteliti
2. Paradigma subjektif/interpretif setiap manusia itu unik, tidak persis sama dengan yang lain sehingga perilaku mereka tidak bisa diuraikan secara kausal dan karenanya tidak dapat diramalkan.
Nama : pahira tiara
ReplyDeleteNim : 20702010004
Kelas : karyawan
1. Paradigma objek positivistik memandang kebenaran melalui penelitian dan mengambil kesimpulan umum untuj dilakukan generalisasi yang disebut sebagai hipotesis yang kemudian akan diuji kebenarannya.
2. Paradigma subjektif interpretif memandang perilaku manusia itu sangat unik dan tidak bisa diramalkan karena manusia memiliki kehendak bebas. Jadi manusialah yang menciptakan struktur bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.