Wednesday, June 16, 2021

Quiz Bab 7(1) Teori Komunikasi

Jelaskan contoh penerapan teori kultivasi dalam kehidupan anggota masyarakat saat mengakses berbagai media!

31 comments:

  1. Nama : Bayu Maulana M.N
    NIM : 20702010024
    Prodi : Ilmu Komunikasi Reguler Pagi


    Gagasan tentang cultivation theory (teori
    kultivasi) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh
    George Gerbner bersama dengan rekan-rekannya
    di Annenberg School of Communication di
    Pannsylvania, tahun 1969, dalam sebuah artikel
    berjudul “the television World of Violence”. Artikel
    tersebut merupakan salah satu tulisan dalam buku
    bertajuk Mass Media and Violence yang disunting
    D. Lange, R. Baker & S. Ball (eds). Menurut Wood
    (2000) kata ‘cultivation’ sendiri merujuk pada
    proses kumulatif di mana televisi menanamkan
    suatu keyakinan tentang realitas sosial kepada
    khalayaknya.
    Teori kultivasi muncul dalam situasi ketika
    terjadi perdebatan antara kelompok ilmuwan
    komunikasi yang meyakini efek sangat kuat media
    massa (powerful effects model) dengan kelompok
    yang memercayai keterbatasan efek media (lim-
    ited effects model), dan juga perdebatan antara
    kelompok yang menganggap efek media massa
    bersifat langsung dengan kelompok yang
    menganggap efek media massa bersifat tidak
    langsung atau kumulatif. Teori Kultivasi muncul
    untuk meneguhkan keyakinan orang bahwa efek
    media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih
    berdampak pada tataran sosial-budaya ketimbang
    individual.
    Menurut Signorielli dan Mogan (1990),
    analisis kultivasi merupakan tahapan lanjutan dari
    paradigma penelitian tentang efek media yang
    sebelumnya dilakukan oleh Gerbner, yaitu cultural
    indicators, yang menyelidiki (1) proses
    institusional dalam produksi isi media, (2) image
    (kesan) isi media, (3) hubungan antara terpaan
    pesan televisi dengan keyakinan dan perilaku
    khalayak

    ReplyDelete
  2. Nama : Ani Sagita
    NIM. : 20702010060
    Kelas : reguler
    Prodi : Ilmu Komunikasi

    Teori Kultivasi (Cultivation Theory) adalah salah satu teori yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (dalam hal ini televisi) dengan tindak kekerasan. Teori ini dikemukakan oleh George Gerbner, yang berdasarkan penelitiannya terhadap perilaku penonton televisi yang dikaitkan dengan materi berbagai program televisi yang ada di Amerika Serikat. Teori Kultivasi menyatakan bahwa para pecandu (penonton berat/heavy viewers) televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa ”dunia itu sangat menakutkan”. Hal tersebut disebabkan keyakinan mereka bahwa ' 'apa yang mereka lihat di televisi” yang cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah ' 'apa yang mereka yakini terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari”.
    Sebagai contoh dalam sebuah film yang sering tayang di pertelevisian, misalnya judulnya "Ayah tiri yang kejam". Penonton cenderung menilai bahwa apa yang terjadi dalam film tersebut juga sering dialami oleh dunia nyata, ada Ayah tiri yang tega membunuh anak tiri nya tersebut , lantaran ada yang merasa terganggu dengan keberadaan nya. Oleh sebab itu, kenapa penayangan di televisi itu berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Tidak hanya pada pertelevisian saja, media lain juga bisa seperti Facebook, Instagram , Youtube dll sebagai, apalagi dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, semua kalangan bahkan anak dibawah pun bisa mengakses media tersebut.

    ReplyDelete
  3. Nama : Selvi Permata Sari
    Nim : 20702010047
    Prodi : Ilmu Komunikasi reguler pagi smt2

    contoh penerapan teori kultivasi dalam kehidupan anggota masyarakat saat mengakses berbagai media?

    Teori ini berkesimpulan, khalayak yang menonton televisi lebih dari empat jam setiap harinya (kategori high viewer) akan berpandangan, apa yang terjadi di televisi merupakan sesuatu yang sebenarnya. Contohnya ialah Efek media dalam kasus Covid-19 akan menumbuhkan realitas alternatif dari realitas sebenarnya. Masyarakat yang menggunakan medsos lebih dari empat jam sehari akan berasumsi, realitas Covid-19 di medsos adalah sejatinya.
    Padahal, asumsi tersebut salah sebab ia bukan realitas yang sebenarnya, melainkan realitas buatan (medsos). Realitas buatan Covid-19 ini yang ditolak, misalnya, oleh Presiden AS Donald Trump.
    Ia pun dengan jemawa menyatakan, wabah Covid-19 tidak akan memorakporandakan Amerika. Hal yang sama dilakukan Inggris. Perdana Menteri Boris Johnson meremehkan Covid-19. Keduanya bersikap antisaintifik.
    Kita harus akui, realitas Covid-19 memorakporandakan semua tatanan dunia. Bahkan, dunia menjadi terbalik-balik atau realitasnya menjadi jungkir balik. Pada awalnya, negara “super power” seperti Amerika meremehkan Covid-19. Setiap hari ini tidak ada ruang dan waktu yang lewat dari simulasi Covid-19 daripada realitas Covid-19. Mulai dari jenis virus, penyebaran, vaksin, korban, dan penanganannya. Semuanya serba-simulasi.
    Lumrah bila Covid-19 ini justru lebih banyak menimbulkan penyakit psikologis daripada penyakit biologis. Teknik simulasi Covid-19 melahirkan realitas lain yang lebih imajinatif, meninabobokan, dan mengaduk perasaan. Sesungguhnya, teori komunikasi kultivasi dan teknik simulasi lebih pada persoalan psikologis-informasi daripada masalah komunikasi, semiotika, ataupun filsafat.

    ReplyDelete
  4. Nama :Maita pitasari
    Nim :20702010036
    Prodi:ilmu komunikasi

    1.Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. teori ini merupakan salah satu teori komunikasi massa.Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak pemirsa dengan televisi, mereka belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai (nilai sosial) serta adat dan tradisinya.

    *Contoh
    Akhir-akhir ini televisi banyak memberitakan tentang kasus kriminalitas, seperti penculikan anak, pedofilia, pelecehan terhadap anak, pembunuhan, penjualan organ manusia, dan tindak kriminalitas lainnya. Dengan adanya hal itu, banyak orang tua yang khawatir terhadap kondisi lingkungan sekitar yang mereka anggap seperti yang diberitakan di televisi. Ditambah lagi dengan tetangga mereka yang telah menjadi korban tindakan kriminalitas. Dalam hal ini, televisi atau media massa telah merubah keyakinan seseorang yang tadinya pemberani menjadi penakut, dan khawatir terhadap apa yang ada. Televisi telah merubah kepercayaan, merubah gaya hidup, dan merubah opini dalam masyarakat

    ReplyDelete
  5. Nama: Bella Frastyawati
    NIM: 20702010082
    Prodi: Ilmu Komunikasi (reg pagi)

    Jawab:
    Teori kultivasi menyatakan bahwa pesan siaran Televisi memiliki efek jangka panjang yang kecil, bertahap, tidak langsung akan tetapi kumulatif dan signifikan, seperti air yang ada didalam gua menetes dan menyebabkan perubahan permukaan pada batu gua yang terkena tetesan tersebut. Teori ini mencoba menjelaskan keterkaitan antara media Televisi dengan tindak kekerasan (oleh Gorge Garbner, fakultas komunikasi Annebeerg, university of pennsylvania, pendiri cultural envirantment movement).

    Teori kultivasi menitikberatkan pada media Televisi sebagai media yang paling berpengaruh dan pada program kekerasan yang paling banyak menyebabkan dampak yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu atau penonton yang menerima adegan kekerasan tersebut.

    Penonton fanatik (heavy viewer) merupakan audiens yang biasanya menonton TV lebih dari 4 (empat) jam setiap harinya yang akan mempresepsikan bahwa adegan-adegan yang ditayangkan di TV merupakan kejadian yang sebenarnya yang terjadi di kehidupan nyata. Hal tersebut kemudian dapat menyebabkan perubahan sikap, opini dan perilaku individu tersebut dalam kehidupan yang sebenarnya.

    ReplyDelete
  6. Nama : Agung apri Wijaya Kusuma
    Nim. : 20702010074
    Kelas: reguler pagi


    Jelaskan contoh penerapan teori kultivasi dalam kehidupan anggota masyarakat saat mengakses berbagai media!
    Teori kultivasi muncul untuk meneguhkan keyakinan orang, bahwa efek media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran sosial budaya. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para pemirsa televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur lingkungannya.
    Contoh: di dalam penerapan nya adalah seperti masyarakat menggunakan sosial media : Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya yang dimana di dalam teori kultivasi masyarakat ini bisa menjadi salah satu media utama untuk mempelajari culture, kultur lingkungan tergantung dari individu bagaimana menerapkan ilmu pengetahuan tersebut.

    ReplyDelete
  7. Nama:Monica Selvia
    NIM: 20702010014
    Kelas :Reguler pagi
    Prodi:
    Ilmu komunikasi
    kultivasi berasal dari
    bahasa Inggris, cultivation. Menurut Kamus
    Besar Bahasa Indonesia yang bisa diakses online
    (kbbi.kemendikbud.go.id),
    “Kultivasi/kul·ti·va·si/ n adalah pengolahan
    lahan pertanian; pengerjaan lahan pertanian.”
    Karenanya, dalam teori komunikasi, kultivasi
    dimaknai sebagai ‘penanaman’, dimana yang
    ‘ditanam’ adalah kekerasan dalam benak
    khalayak pemirsa akibat kecanduan pada
    penggunaan media secara terus menerus.
    Teori ini diperkenalkan oleh George
    Gerbner melalui sebuah penelitian bernama
    cultural indicators project, dilakukan pada
    pertengan
    1960an,
    dimulai dengan
    mendokumentasikan tingkat kekerasan dalam
    berbagai jenis tayangan televisi terutama pada
    program prime-time dan acara anak-anak.
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui
    bagaimana televisi mempengaruhi sudut
    pandang pemirsa tentang dunia sekitarnya dan
    ia berpendapat, “Televisi memiliki efek jangka
    panjang yang berlangsung secara sedikit demi
    sedikit, bertahap, tidak langsung, namun
    kumulatif dan signifikan
    membentuk
    perilaku.” (Gerbner dalam West & Turner,
    2008; lihat juga Littlejhon, Foss & Oetzel,
    2017). Proses penanaman inilah yang ia sebut
    kultivasi.
    Teori Kultivasi Gerbner dibangun
    dengan hipotesis dasar yang menyatakan,
    “Semakin banyak menonton adegan kekerasan
    di televisi, semakin menganggap dunia ini
    penuh kekerasan”. Teori ini coba menjelaskan
    efek kumulatif media massa dengan
    memandang hubungan antara terpaan media
    terhadap kepercayaan serta sikap khalayak
    tentang dunia sekitarnya, yakni ketika
    seseorang kecanduan acara televisi, “Mereka
    hidup dalam dua dunia, yaitu ‘dunia real yang
    senyatanya’ dan ‘dunia yang sungguh diyakini’
    oleh mereka” (West & Turner, 2008).
    Sebagaimana diutarakan, kultivasi
    dimaknai sebagai proses ‘penanaman’
    kekerasan dalam benak khalayak sebagai
    dampak kecanduan atas media. Karenanya,
    dalam proses ‘penanaman’ itu, teori ini
    mengkaji pemirsa dan mengelompokkannya
    berdasarkan lama menonton tayangan televisi
    ke dalam tiga kategori, yaitu penonton kelas
    berat (heavy viewers) jika menyaksikan tayangan
    televisi minimal empat jam sehari, penonton
    biasa (viewers) antara 4 – 2 jam sehari, dan
    penonton kelas ringan (light viewers) jika
    menonton televisi kurang dari 2 jam.
    Menurut teori ini, “Semakin banyak
    waktu yang digunakan untuk menonton
    televisi, semakin pemirsa mudah terpengaruh
    atas tayangan kekerasan, demikian sebaliknya.”
    (West & Turner, 2008). Namun, hal ini tidak
    bersifat serta merta, karena tergantung kepada
    usia (semakin muda usia semakin mudah
    terpengaruh), latar belakang pendidikan
    (semakin berpendidikan semakin sulit
    terpengaruh), jenis kelamin (wanita lebih
    mudah terpengaruh kekerasan daripada lelaki),
    tingkat pendapatan (kelompok berpendapatan
    rendah lebih mudah terpengaruh daripada
    kelompok berpendapatan tinggi).
    Para penonton kelas berat yang sudah
    kecanduan televisi akan menganggap apa yang
    terjadi di televisi adalah dunia senyatanya.
    Misalnya, ketika diminta menanggapi perilaku
    kekerasan yang terjadi di masyarakat, para
    pecandu berat televisi menyatakan, “Sebab
    utama munculnya kekerasan karena masalah
    sosial.” Contoh lain, menurut sebuah
    penelitian lain (lihat Morisan, 2017) akibat
    tayangan yang mereka saksikan, para pecandu
    berat televisi mengatakan bahwa 20%
    penduduk dunia bermukim di Amerika, walau
    senyatanya hanya 6%. Dengan kata lain,
    penilaian, persepsi, dan opini pemirsa tergiring
    sedemikian rupa sesuai dengan apa yang
    mereka lihat di televisi

    ReplyDelete
  8. Nama : Ica Arleta
    NIM : 20702010078
    Kelas : Reguler Pagi

    Jelaskan contoh penerapan teori kultivasi dalam kehidupan anggota masyarakat saat mengakses berbagai media!

    Contohnya : Sinetron dan Reality Show.
    Sekarang ini banyak sekali program sinetron dan reality show yang yang ada di TV yang setiap malam ditampilkan dan di tonton oleh semua masyarakat indonesia karena masyarakat indonesia rata-rata semuanya suka akan program sinetron dan reality show yang ada di RCTI, SCTV, INDOSIAR dan stasiun TV lainnya. Tontonan seperti seperti acara sinetron maupun reality show yang sering menunjukkan kekerasan,perselingkuhan ,kriminal, dll akan dianggap sebagai Gambaran bahwa itu lah yang sering terjadi di kehidupan realita padahal belum tentu semua yang terdapat pada tayangan itu adalah kejadian-kejadian yang sering terjadi di kehidupan kita atau pun di mayarakat. Semua yang terdapat pada reality show atau sinetron adalah hasil dari skenario belaka.
    Di dalam teori kultivasi bahwa di jelaskan pada dasar nya ada 2 tipe penonton televisi yang mempunyai karateristik saling bertentangan /bertolak belakang, yaitu pecandu/penonton fanatik adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 (empat) jam setiap harinya. Kelompok penonton televisi ini sering juga di sebut khalayak penonton/pecandu televisi, serta 2(dua) adalah penonton biasa yaitu mereka yang menonton televisi@ jam atau kuarang dalam setiap harinya dan di dalamnya teori kultivasi ini berlaku terhadap pecandu/penonton fanastik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya /fikti belakang dan televisi memang sudah melekat di kehgidupan kita sehari-hari. Dari televisi lah kita belajar tentang kehidupan dan budaya masyarakt di mana pun.
    Semua tayangan televisi memiliki bahasa sendiri, yang dapat di pahami dengan menganalisis secara seksama terhadap suara atau gambar, yang di gunakaan untuk menympaikan pesan. Setiap penonton memiliki latar belakang pendidikan, usia, pekerjaan , ras agama, suku, jenis kelamin dll yang berbeda. Mereka juga mempunyai pengalaman hidup yang berbeda. Maka mereka menafsirkan tayangan tv dengan cara yang berbeda. Meskipun munkin tayangan itu persis sama. Perkembangan di bidang pertelevisian tersebut memungkinkan timbulnya persaingan yang cukup ketat di antara stasiun-stasiun televisi untuk menarik perhatian pemirsa. Sebagai akibatnya, dapat kita lihat dari banyaknya jenis acara yang menarik, mulai dari film, sinetron, kuis, acara musik dan sebagainya. Dengan adanya program-program yang menarik tersebut, pemirsa seperti dimanjakan, karena pemirsa tinggal memilih acara apa yang ingin ditontonnya, dan pada saluran televisi yang aman. Dengan banyaknya pilihan acara tersebut tidaklah mengherankan apabila hampir setiap orang berada di depan pesawat televisi. Mulai dari bangun tidur, pulang sekolah bahkan menjelang tidur kembali. Tingkat mengkonsumsi media khususnya televisi pada masyarakat dan dalam melihat televisi terdapat pengaruh antara intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar. Karena koefesien negatif artinya semakin tinggi intensitas menonton televisi maka semakin berkurangnya kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar.

    ReplyDelete
  9. NAMA :IMAM MUKHYIDDIN
    NIK. :20702010075
    KELAS:LEGULER PAGI


    JAWAB
    Teori kultivasi menyatakan bahwa pesan siaran Televisi memiliki efek jangka panjang yang kecil, bertahap, tidak langsung akan tetapi kumulatif dan signifikan, seperti air yang ada didalam gua menetes dan menyebabkan perubahan permukaan pada batu gua yang terkena tetesan tersebut. Teori ini mencoba menjelaskan keterkaitan antara media Televisi dengan tindak kekerasan (oleh Gorge Garbner, fakultas komunikasi Annebeerg, university of pennsylvania, pendiri cultural envirantment movement).

    Teori kultivasi menitikberatkan pada media Televisi sebagai media yang paling berpengaruh dan pada program kekerasan yang paling banyak menyebabkan dampak yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu atau penonton yang menerima adegan kekerasan tersebut.

    ReplyDelete
  10. Nama :Destiana
    Nim :20702010033
    Prodi :ilmu komunikasi (reg.pagi)

    Dalam teori kultivasi disebutkan, bahwa penonton media massa dapat diklasifikasikan menjadi
    2 (dua) yaitu heavy viewer dan light viewer. Heavy viewer adalah mereka yang menonton televisi
    lebih dari 4 jam setiap harinya. Sedangkan light viewer adalah mereka yang menonton televisi 2
    jam atau kurang dalam setiap harinya.
    5 Diantara program-program yang di saksikan oleh
    masyarakat Lendang Berora antara lain sinetron, film holywood, reality show dan konser musik,.
    Sesuai paparan teori kultivasi, masyarakat secara tidak langsung tidak menyadari dampak di balik
    penayangan itu semua dan memberikan pengaruh pada mereka sebagai target audiens hal tersebut
    dapat merubah pola hidup mereka yang bersifat positif maupun negatif dalam kehidupannya,
    semakin menjadi heavy viewer, pengaruh yang didapat semakin besar.
    Pertelevisian di era sekarang telah mengalami perubahan, tanyangan di dalamnya terdapat
    banyak konten yang keluar dari konteks mendidik dan informatif serta mulai didominasi oleh
    unsur-unsur kekerasan, perselingkuhan, perebutan harta, perilaku tidak hormat pada orang tua dan
    tayangan lain yang tidak patut untuk di jadikan contoh. Entah apakah itu dikarenakan tayangan di
    televisi tersebut penyajiannya kurang selektif dari para gate keepernya, namun yang pasti secara
    tidak sadar tontonan tersebut tersaji secara rutin di rumah masyarakat yang dinikmati oleh
    berbagai kalangan dan usia.

    ReplyDelete

  11. Nama : Tiara
    Kelas : ilmu komunikasi reg pagi
    NIM : 20702010076

    Sebab ketatnya persaingan Media Televisi sekarang ini sehingga banyak sekali media Televisi yang menampilkan program-program acara yang memungkian nasyarakat akan termotivasi untuk menyaksikan program acara tersebut, sekarang ini banyak sekali Media Televisi menampilkan program acara yang berbau percintaan dan kekerasan seperti adanya sinetron, reality show, dan lain-lain karena memang inilah program acara yang disukai oleh masyarakat indonesia pada umunya. Sehubungan dengan hal tersebut Media Televisi sekarang sangatlah berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat yang rata-rata seluruhnya telah mempunyai Televisi kabel disetiap rumah di kota bahkan didesa.

    Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan sikap-sikap serta nilai-nilai yang telah tersaji dalam suatu budaya melalui komunikasi satu arah bukan komunikasi dua arah. Media mengelola dan mempropaganda nilai-nilai tersebut diantara anggota sebuah budaya, kemudian mengikatnya bersama-sama. Ia juga berpendapat bahwa televisi cenderung untuk menanamkan perspektif politik. Media massa khususnya televisi memiliki karakteristik media penyiaran yang khusus serta memudahkan televisi dalam menanamkan berbagai sikap dan nilai budaya yaitu audiovisual.

    analisis sistem pesan, membentuk berbagai pertanyaan tentang realitas sosial pemirsa, survei khalayak, dan membandingkan realitas sosial dari pemirsa kelas ringan dengan pemirsa kelas berat.

    ReplyDelete
  12. Nama:Rahmat Hidayat
    Nim:20702010089
    Kelas:reguler pagi

    Jawab;
    Pencetus Teori Kultivasi, George Gerbner,
    menganggap televisi sebagai sebuah kekuatan yang
    dominan dalam kehidupan di zaman modern ini.
    Argumen Gerbner didasarkan pada kenyataan
    bahwa televisi telah menjadi semacam ‘anggota
    keluarga baru’ di mana ia memiliki akses tak terbatas
    terhadap setiap anggota keluarga. Dalam bahasa
    yang lebih ekstrim, Gerbner bahkan menuding
    televisi sebagai agama baru, karena menonton
    televisi tidak ubahnya bagaikan ritual keagamaan
    seperti pergi ke gereja bagi pemeluk Kristiani.
    Lantas, apa yang paling mengasyikkan yang
    ditonton pemirsa televisi setiap harinya? Gerbner
    menunjuk tayangan-tayangan kekerasan-lah yang
    mereka sukai. Pendapat Gerbner tentang efek negatif
    televisi hanya salah satu dari banyak teori yang
    menghubungkan efek media dengan kekerasan.
    Ditengarai bahwa selain televisi, jenis-jenis media
    lain semacam buku-buku komik, atau video games
    juga mengakibatkan efek negatif, tapi bagi Gerbner,
    televisi adalah ‘tersangka utama’. Keyakinannya itu
    berdasarkan pada penelitian yang telah
    dilakukannya. Selama hampir dua dekade, Gerbner
    telah memelopori riset yang intensif tentang
    hubungan tayangan (program) televisi dengan
    tingkat kekerasan, ia juga mengategorisasikan atau
    mengelompokkan penonton berdasarkan intensitas
    (lamanya) mereka menonton televisi, serta perilaku-
    perilaku lainnya.
    Televisi-berbeda dari media massa lainnya,
    memproduksi beragam acara di mana pesan-pesan
    yang disampaikannya membentuk citra realitas yang
    begitu logis, yang lantas disampaikan kepada
    khalayak luas. Televisi ditonton khalayak dengan
    tingkat selektivitas yang rendah, di mana agenda
    menonton masyarakat nyaris merupakan sebuah
    ritual. Oleh karenanya, televisi melalui pesan pesannya mengonstruksi suatu cara pandang baru
    tentang dunia kehidupan, bahkan menciptakan
    semacam ideologi baru bagi masyarakat.

    ReplyDelete
  13. Assalamualaikum
    Nama:Septian Patria Ayu
    Nim:20702010042
    Kelas:reguler pagi
    Pikom:ilmu komunikasi

    teori kultivasi (cultivation theory) merupakan salah satu teori yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (dalam hal ini televisi )dengan tindak kekerasan.Teori ini dikemukakan oleh George garbner, yang berdasarkan penelitiannya terhadap perilaku penonton televisi yang dikaitkan dengan materi berbagai program televisi yang ada di Amerika serikat. teori kultivasi pada dasarnya menyatakan bahwa para pecundu( penonton berat) televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa"dunia itu sangat nenakutkan"hal tersebut disebabkankeyakinan mereka bahwa" apa yang mereka lihat di televisi "yang cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah" apa yang mereka yakini terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari sehari

    ReplyDelete
  14. Nama : Ika Fauziah Ramadhani
    Nim : 20702010009
    Prodi : Ilmu Komunikasi (reguler pagi)

    Jawaban :
    Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak pemirsa dengan televisi, mereka belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai (nilai sosial) serta adat dan tradisinya.

    Contoh kasus
    Tontonan seperti acara sinetron maupun reality show yang sering menunjukkan kekerasan, perselingkuhan, kriminal, dan lain sebagainya akan dianggap sebagai gambaran bahwa itulah yang sering terjadi di kehidupan realita. Padahal belum tentu semua yang terdapat pada tayangan itu adalah kejadian-kejadian yang sering terjadi dikehidupan kita. Karena jika ditelaah, semua yang terdapat pada reality show atau sinetron adalah hasil dari skenario belaka. Begitu pula para penikmat kartun yang sudah menonton kartun sudah sejak kecil, pada awal mereka mulai menonton kartun mereka beranggapan bahwa apa yang ada ditayangkan itu adalah nyata. Misalnya anak-anak yang menonton kartun Hamtaro, mereka beranggapan bahwa hamster yang menjadi tokoh utama dikartun tersebut benar-benar bisa berbicara layaknya manusia atau manusia dapat berbicara dengan hewan kesayangannya.

    ReplyDelete
  15. Nama : Aleiya bahsin
    NIM : 20702010016
    Prodi: ilmu komunikasi (reg pagi)

    Teori kultivasi merupakan salah satu teori dalam ilmu komunikasi. Teori ini dirintis George Gerbner pertengahan abad ke-20. Penelitian ini berkaitan dengan efek menonton kekerasan televisi.

    Teori ini berkesimpulan, khalayak yang menonton televisi lebih dari empat jam setiap harinya (kategori high viewer) akan berpandangan, apa yang terjadi di televisi merupakan sesuatu yang sebenarnya.

    Menurut Gerbner, ada lima asumsi dasar dari teori ini. Yakni, isi televisi yang diproduksi secara massal berpengaruh lebih besar daripada media massa lain. Kedua, televisi membentuk persepsi, sikap, dan keyakinan seseorang terhadap orang lain dan masyarakat.

    ReplyDelete
  16. Nama:Uli Ulandari
    Nim:20702010021
    Prodi: Ilmu Komunikasi
    Kelas: reguler pagi

    Teori kultivasi muncul untuk meneguhkan keyakinan orang, bahwa efek media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran sosial budaya. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para pemirsa televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur lingkungannya.Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. Tujuan dari proyek Indikator Budaya ini adalah untuk mengidentifikasi efek televisi pada pemirsa.

    ReplyDelete
  17. NAMA: DEWI SALMA FAUZIYA
    NIM : 20702010034
    KELAS : REG.PAGI FIKOM
    MK : TEORI KOMUNIKASI


    Teori Kultivasi melihat media massa sebagai agen sosialisasi dan menemukan bahwa penonton televisi dapat memercayai apa yang ditampilkan oleh televisi berdasarkan seberapa banyak mereka menontonnya. Berdasarkan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menonton, maka penonton televiisi dikelompokkan ke dalam 2 kategori yakni light viewer (penonton ringan) rata-rata 2 jam perhari atau krng dan hanya tayangan tertentu. Dan heavy viewer ( penonton berat) , rata-rata 4 jam per hari atau lebih dan tidak hanya tayangan tertentu. Menurut teori ini, media massa, khususnya televisi diyakini memiliki pengaruh yang besar atas sikap dan perilaku penontonnya. Pengaruh tersebut tidak muncul seketika melainkan bersifat kumulatif dan ridak langsung. Secara implisit teori ini juga berpendapat bahwa pemirsa televisi bersifat heterogen dan terdiri dari individu-individu yang pasif yang tidak berinteraksi satu sama lain. Namun, mereka memiliki pandangan yang sama terhadap realitas yang diciptakan media tersebut.

    ReplyDelete
  18. Nama : Sefta Hardayanti
    Nim :20702010026
    Prodi: Ilmu Komunikasi

    Di dalam teori kultivasi bahwa di jelaskan pada dasar nya ada 2 tipe penonton televisi yang mempunyai karateristik saling bertentangan /bertolak belakang, yaitu pecandu/penonton fanatik adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 (empat) jam setiap harinya. Kelompok penonton televisi ini sering juga di sebut khalayak penonton/pecandu televisi, serta 2(dua) adalah penonton biasa yaitu mereka yang menonton televisi@ jam atau kuarang dalam setiap harinya dan di dalamnya teori kultivasi ini berlaku terhadap pecandu/penonton fanastik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya /fikti belakang dan televisi memang sudah melekat di kehgidupan kita sehari-hari. Dari televisi lah kita belajar tentang kehidupan dan budaya masyarakt di mana pun.
    Semua tayangan televisi memiliki bahasa sendiri, yang dapat di pahami dengan menganalisis secara seksama terhadap suara atau gambar, yang di gunakaan untuk menympaikan pesan. Setiap penonton memiliki latar belakang pendidikan, usia, pekerjaan , ras agama, suku, jenis kelamin dll yang berbeda. Mereka juga mempunyai pengalaman hidup yang berbeda. Maka mereka menafsirkan tayangan tv dengan cara yang berbeda. Meskipun munkin tayangan itu persis sama. Perkembangan di bidang pertelevisian tersebut memungkinkan timbulnya persaingan yang cukup ketat di antara stasiun-stasiun televisi untuk menarik perhatian pemirsa. Sebagai akibatnya, dapat kita lihat dari banyaknya jenis acara yang menarik, mulai dari film, sinetron, kuis, acara musik dan sebagainya. Dengan adanya program-program yang menarik tersebut, pemirsa seperti dimanjakan, karena pemirsa tinggal memilih acara apa yang ingin ditontonnya, dan pada saluran televisi yang aman. Dengan banyaknya pilihan acara tersebut tidaklah mengherankan apabila hampir setiap orang berada di depan pesawat televisi. Mulai dari bangun tidur, pulang sekolah bahkan menjelang tidur kembali. Tingkat mengkonsumsi media khususnya televisi pada masyarakat dan dalam melihat televisi terdapat pengaruh antara intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar. Karena koefesien negatif artinya semakin tinggi intensitas menonton televisi maka semakin berkurangnya kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar.

    ReplyDelete
  19. Nama:Mardiana
    Nim :20702010041
    Kelas:reguller pagi
    Teori kultivasi merupakan salah satu teori dalam ilmu komunikasi. Teori ini dirintis George Gerbner pertengahan abad ke-20. Penelitian ini berkaitan dengan efek menonton kekerasan televisi.

    Teori ini berkesimpulan, khalayak yang menonton televisi lebih dari empat jam setiap harinya (kategori high viewer) akan berpandangan, apa yang terjadi di televisi merupakan sesuatu yang sebenarnya.

    Menurut Gerbner, ada lima asumsi dasar dari teori ini. Yakni, isi televisi yang diproduksi secara massal berpengaruh lebih besar daripada media massa lain. Kedua, televisi membentuk persepsi, sikap, dan keyakinan seseorang terhadap orang lain dan masyarakat.

    ReplyDelete
  20. Nama :fitri febriani
    Nim :20702010005
    Kelas:karyawan

    contoh penerapan teori kultivasi dalam kehidupan anggota masyarakat dalam media pertelevisian
    •Tayangan sinetron “Anak Jalanan”mendapatkan teguran tertulis pertama dari KPI pada tanggal
    11 Januari 2016 pada adegan seorang laki-laki berkelahi melawan sekelompok genk motor,
    pengeroyokan sampai pingsan, dan pada tanggal 26 Desember 2015 lalu terdapat adegan seorang
    remaja pria mencium pipi pasangannya. Dan tidak hanya itu saja, pada tanggal 12 Februari 2016
    pada adegan dua orang pria melakukan freestly meggunakan motor, selain itu terdapat juga
    adegan kejar-kejaran antara tiga orang pria menggunakan motor dengan kecepatan tinggi di jalan
    raya. Hal itu Komisi Penyiaran Islam menilai muatan demikian dapat memberikan dampak
    negatif dan berpotensi ditiru oleh khalayak yang menonton khususnya remaja
    Positioning, yaitu mempengaruhi audiens dimana dalam menciptakan suatu acara, suatu
    stasiun televisi harus pandai-pandai menciptakan cerita yang akan disukai oleh audiens, karena
    bagi stasiun televisi rating adalah segalanya, maka konten-konten “yang dibutuhkan” di dalam
    suatu acara tidak terlalu diperhatikan, yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat mengemas
    acara tersebut menjadi “diinginkan” dan disukai oleh banyak audiens.
    Dari beberapa tayangan yang menimbulkan dampak buruk bagi audiens heavy viewer yang
    menonton lebih dari 4 jam perhari khususnya untuk audiens dibawah umur 15 tahun, apalagi yang
    mengidolakan artisnya, terlihat menirukan adegan-adegan yang diperankan. Sebenarnya akan
    sangat baik, kalau saja konten di anggap realitas di TV tersebut berisikan hal-hal yang positif
    tentu efeknya akan menjadi positif juga, namun konten positif dianggap kurang challenging,
    sehingga demi rating, konten negatif banyak dimunculkan seperti, adegan berpacaran, adegan
    tawuran, adegan balapan motor, berkata kasar, memaki-maki dan mengeluarkan kata-kata makian.Bagi audiens remaja light viewer, yang menonton tayangan-tayangan di TV kurang dari 4 jam
    per hari, remaja tersebut hanya akan sekedar menyaksikan sebagai selingan saja namun tidak
    terpengaruh ataupun mengganggap realistis terhadap tayangan tersebut sehingga tidak ingin menirukannya dikehidupan nyata.

    ReplyDelete
  21. Nama: Lia iska oktarina
    Nim:20702010065
    Kelas:Karyawan

    Contoh penerapan teori Kultivasi Dalam kehidupan anggota masyarakat dalam mengakses berbagai media adalah contohnya perilaku masyarakat seperti penonton/pecandu televisi yang dikaitkan dengan berbagai program acara televisi.teori kultivasi menyatakan bahwa para pecandu televisi membangun keyakinan yang berlebihan.yaitu penonton/pencandu televisi yang yakin apa yang mereka lihat diTV bahwa program acara yang menyajikan acara kekerasan adalah terjadi juga dalam kehidupan sehari hari.

    ReplyDelete
  22. Nama : Levi afriandi
    Kelas : Karyawan
    Nim : 20702010095


    teori kultivasi (cultivation theory) merupakan salah satu teori yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (dalam hal ini televisi )dengan tindak kekerasan.Teori ini dikemukakan oleh George garbner, yang berdasarkan penelitiannya terhadap perilaku penonton televisi yang dikaitkan dengan materi berbagai program televisi yang ada di Amerika serikat. teori kultivasi pada dasarnya menyatakan bahwa para pecundu( penonton berat) televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa"dunia itu sangat nenakutkan"hal tersebut disebabkankeyakinan mereka bahwa" apa yang mereka lihat di televisi "yang cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah" apa yang mereka yakini terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari sehari

    ReplyDelete
  23. Nama : HERAWAN FATONI
    NIM : 20702010044
    Prodi : Ilmu Komunikasi/kelas karyawan


    Gagasan tentang cultivation theory (teori
    kultivasi) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh
    George Gerbner bersama dengan rekan-rekannya
    di Annenberg School of Communication di
    Pannsylvania, tahun 1969, dalam sebuah artikel
    berjudul “the television World of Violence”. Artikel
    tersebut merupakan salah satu tulisan dalam buku
    bertajuk Mass Media and Violence yang disunting
    D. Lange, R. Baker & S. Ball (eds). Menurut Wood
    (2000) kata ‘cultivation’ sendiri merujuk pada
    proses kumulatif di mana televisi menanamkan
    suatu keyakinan tentang realitas sosial kepada
    khalayaknya.
    Teori kultivasi muncul dalam situasi ketika
    terjadi perdebatan antara kelompok ilmuwan
    komunikasi yang meyakini efek sangat kuat media
    massa (powerful effects model) dengan kelompok
    yang memercayai keterbatasan efek media (lim-
    ited effects model), dan juga perdebatan antara
    kelompok yang menganggap efek media massa
    bersifat langsung dengan kelompok yang
    menganggap efek media massa bersifat tidak
    langsung atau kumulatif. Teori Kultivasi muncul
    untuk meneguhkan keyakinan orang bahwa efek
    media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih
    berdampak pada tataran sosial-budaya ketimbang
    individual.

    ReplyDelete
  24. dedek Jusitira sunanta PB
    20702010012
    karyawan

    Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gerbner pada tahun 1960 ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah “Living with Television: The Violenceprofile”, Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu? Itu juga bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”.

    Menurut cultivation theory, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak kita dengan televisi, kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya. Inti dari penelitian mengenai kultivasi adalah siapa yang menghabiskan waktu lebih banyak menonton televisi mempunyai kemungkinan untuk memandang realitas dunia dalam cara yang mencerminkan pesan yang secara umum disampaikan oleh televisi, dibandingkan dengan mereka yang lebih sedikit menonton televisi, namun sebanding dalam hal karakteristik demografis yang penting.

    Analisa kultivasi sebenarnya merupakan salah satu bagian dari tiga strategi penelitian dari proyek Gerbner yang lebih besar lagi, yaitu penelitian mengenai Indikator Kultural. Tiga strategi penelitian yang dilakukan Gerbner adalah:

    1. Institutional process analysis (analisa proses kelembagaan), yaitu strategi penelitian yang menyelidiki tentang tekanan dan keterbatasan yang mempengaruhi bagaimana pesan media dipilih, dihasilkan, dan disebarkan;
    2. Message system analysis (analisa sistem pesan), yaitu strategi penelitian dengan mengukur dan memantau gambaran umum dalam acara televisi.
    3. Cultivation analysis (Analisa kultivasi), yaitu strategi penelitian yang mempelajari apa dan bagaimana televisi membantu menghasilkan konsepsi penonton tentang kenyataan social (Bryant, J & D Zillmann. Media Effects: Advances in Theory and Research. 2002 : 45).
    Prespektif kultivasi pada awal perkembangannya lebih memfokuskan kajian pada studi televisi dan khalayak. Fokus utamanya pada tema-tema kekerasan di televisi

    ReplyDelete
  25. Nama : Candra saputra
    Nim : 20702010045
    Mk : teori komunikasi
    Dosen : herdiansyah m.ikom


    1.Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. teori ini merupakan salah satu teori komunikasi massa.Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak pemirsa dengan televisi, mereka belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai (nilai sosial) serta adat dan tradisinya.

    *Contoh
    Akhir-akhir ini televisi banyak memberitakan tentang kasus kriminalitas, seperti penculikan anak, pedofilia, pelecehan terhadap anak, pembunuhan, penjualan organ manusia, dan tindak kriminalitas lainnya. Dengan adanya hal itu, banyak orang tua yang khawatir terhadap kondisi lingkungan sekitar yang mereka anggap seperti yang diberitakan di televisi. Ditambah lagi dengan tetangga mereka yang telah menjadi korban tindakan kriminalitas. Dalam hal ini, televisi atau media massa telah merubah keyakinan seseorang yang tadinya pemberani menjadi penakut, dan khawatir terhadap apa yang ada. Televisi telah merubah kepercayaan, merubah gaya hidup, dan merubah opini dalam masyarakat





    ReplyDelete
  26. Nama : Ramanda
    Nim :20702010006
    Prodi : Ilmu Komunikasi
    Kelas : Karyawan

    Jelaskan contoh penerapan teori kultivasi dalam kehidupan anggota masyarakat saat mengakses berbagai media!

    Teori kultivasi atau analisis kultivasi atau kultivasi adalah salah satu teori efek kumulatif media massa yang memandang hubungan antara terpaan media massa yaitu televisi terhadap kepercayaan serta sikap khalayak massa tentang dunia di sekitarnya. Singkatnya, teori kultivasi memiliki hipotesis bahwa pemirsa televisi kelas berat akan mempertahankan kepercayaan dan konsepsi tentang dunia di sekitarnya yang selaras dengan apa yang mereka lihat melalui layar kaca. Misalnya, program televisi yang banyak memperlihatkan tindakan kekerasan. Berdasarkan hipotesis teori kultivasi maka pemirsa kelas berat akan cenderung melihat dunia di sekitarnya sebagai tempat yang penuh dengan tindakan kekerasan.

    ReplyDelete
  27. Nama:Hidayat
    NIM:20702010003
    Kelas:Karyawan
    Dosen Pengampu:Herdiansyah Amanu, M.I.Kom.
    Mata kuliah:Teori Komunikasi
    Perihal:Tugas kuliah

    Komunikasi massa adalah sistem yang sangat kompleks dan memiliki sejarah penelitian yang sangat panjang selama bertahun-tahun. Para peneliti telah mengembangkan berbagai teori komunikasi massa ketika meneliti hubungan antara media massa dan khalayak massa. Hal ini didasarkan pada sebuah postulat yang diungkapkan oleh Denis McQuail bahwa media memiliki efek terhadap khalayak massa. Selama abad 20, para peneliti komunikasi telah berupaya untuk mengamati efek media massa terhadap khalayak yang berujung pada kemunculan berbagai teori efek media massa diantaranya adalah teori uses and gratifications, teori jarum hipodermik, teori spiral keheningan, teori agenda setting, dan teori kultivasi. Teori kultivasi atau analisis kultivasi atau kultivasi adalah salah satu teori efek kumulatif media massa yang memandang hubungan antara terpaan media massa yaitu televisi terhadap kepercayaan serta sikap khalayak massa tentang dunia di sekitarnya. Singkatnya, teori kultivasi memiliki hipotesis bahwa pemirsa televisi kelas berat akan mempertahankan kepercayaan dan konsepsi tentang dunia di sekitarnya yang selaras dengan apa yang mereka lihat melalui layar kaca. Misalnya, program televisi yang banyak memperlihatkan tindakan kekerasan. Berdasarkan hipotesis teori kultivasi maka pemirsa kelas berat akan cenderung melihat dunia di sekitarnya sebagai tempat yang penuh dengan tindakan kekerasan.
    Teori kultivasi pada dasarnya menyatakan bahwa televisi bertangggung jawab dalam membentuk atau mengkultivasi konsepsi atau cara pandang pemirsa televisi terhadap realitas sosial. Efek massif televisi yang menerpa khalayak secara terus menerus secara bertahap membentuk persepsi tentang realitas sosial bagi individu dan budaya secara keseluruhan. Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan sikap-sikap serta nilai-nilai yang telah tersaji dalam suatu budaya melalui komunikasi satu arah bukan komunikasi dua arah. Media mengelola dan mempropaganda nilai-nilai tersebut diantara anggota sebuah budaya, kemudian mengikatnya bersama-sama. Ia juga berpendapat bahwa televisi cenderung untuk menanamkan perspektif politik. Media massa khususnya televisi memiliki karakteristik media penyiaran yang khusus serta memudahkan televisi dalam menanamkan berbagai sikap dan nilai budaya yaitu audiovisual.

    ReplyDelete
  28. Intan Oktaviani
    20702010038
    Kelas karyawan

    Teori kultivasi menyatakan bahwa pesan siaran Televisi memiliki efek jangka panjang yang kecil, bertahap, tidak langsung akan tetapi kumulatif dan signifikan, seperti air yang ada didalam gua menetes dan menyebabkan perubahan permukaan pada batu gua yang terkena tetesan tersebut. Teori ini mencoba menjelaskan keterkaitan antara media Televisi dengan tindak kekerasan (oleh Gorge Garbner, fakultas komunikasi Annebeerg, university of pennsylvania, pendiri cultural envirantment movement).Di dalam teori kultivasi bahwa di jelaskan pada dasar nya ada 2 tipe penonton televisi yang mempunyai karateristik saling bertentangan /bertolak belakang, yaitu pecandu/penonton fanatik adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 (empat) jam setiap harinya. Kelompok penonton televisi ini sering juga di sebut khalayak penonton/pecandu televisi, serta 2(dua) adalah penonton biasa yaitu mereka yang menonton televisi@ jam atau kuarang dalam setiap harinya dan di dalamnya teori kultivasi ini berlaku terhadap pecandu/penonton fanastik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya /fikti belakang dan televisi memang sudah melekat di kehgidupan kita sehari-hari. Dari televisi lah kita belajar tentang kehidupan dan budaya masyarakt di mana pun.
    Semua tayangan televisi memiliki bahasa sendiri, yang dapat di pahami dengan menganalisis secara seksama terhadap suara atau gambar, yang di gunakaan untuk menympaikan pesan. Setiap penonton memiliki latar belakang pendidikan, usia, pekerjaan , ras agama, suku, jenis kelamin dll yang berbeda. Mereka juga mempunyai pengalaman hidup yang berbeda. Maka mereka menafsirkan tayangan tv dengan cara yang berbeda. Meskipun munkin tayangan itu persis sama. Perkembangan di bidang pertelevisian tersebut memungkinkan timbulnya persaingan yang cukup ketat di antara stasiun-stasiun televisi untuk menarik perhatian pemirsa. Sebagai akibatnya, dapat kita lihat dari banyaknya jenis acara yang menarik, mulai dari film, sinetron, kuis, acara musik dan sebagainya. Dengan adanya program-program yang menarik tersebut, pemirsa seperti dimanjakan, karena pemirsa tinggal memilih acara apa yang ingin ditontonnya, dan pada saluran televisi yang aman. Dengan banyaknya pilihan acara tersebut tidaklah mengherankan apabila hampir setiap orang berada di depan pesawat televisi. Mulai dari bangun tidur, pulang sekolah bahkan menjelang tidur kembali. Tingkat mengkonsumsi media khususnya televisi pada masyarakat dan dalam melihat televisi terdapat pengaruh antara intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar. Karena koefesien negatif artinya semakin tinggi intensitas menonton televisi maka semakin berkurangnya kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar.

    ReplyDelete
  29. Nama : pahira tiara
    Nim : 20702010004
    Kelas : karyawan

    Contoh Kasus yang terkait Teori Kultivasi

    1.      Sinetron dan Reality Show

    Sekarang ini banyak sekali program sinetron dan reality show yang yang ada di TV yang setiap malam ditampilkan dan di tonton oleh semua masyarakat indonesia karena masyarakat indonesia rata-rata semuanya suka akan program sinetron dan reality show yang ada di RCTI, SCTV, INDOSIAR dan stasiun TV lainnya. Tontonan seperti seperti acara sinetron maupun reality show yang sering menunjukkan kekerasan,perselingkuhan ,kriminal,dll  akan dianggap sebagai Gambaran bahwa itu lah yang sering terjadi di kehidupan realita padahal belum tentu semua yang terdapat pada tayangan itu adalah kejadian-kejadian yang sering terjadi  di kehidupan kita atau pun di mayarakat. Semua yang terdapat pada reality show atau sinetron adalah hasil dari skenario belaka.

    ReplyDelete