Friday, April 16, 2021

Quiz Bab 5 Teori Komunikasi

1.Jelaskan perbedaan paradigma/perspektif  objektif, subjektif dan kritis secara aksiologis!
2.Jelaskan bagaimana paradigma/perspektif  objektif, subjektif memposisikan peneliti dalam melakukan penelitiannya!
3. Sebutkan dan jelaskan salah satu teori yang termasuk dalam paradigma/perspektif  objektif, subjektif dan kritis!

42 comments:

  1. Nama :Muhammad Rizki Ananda
    Nim :20702010023
    Kelas: Karyawan

    Jawab:
    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  2. Nama : Candra saputra
    Nim : 20702010045
    Kelas : karyawan

    Prespektif Objektif
    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.
    Pendekatan Objektif memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan, jika seseorang dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian, dalam arti lain mengambil jarak dari objek yang diteliti, karena pendekatan ini lebih sistematis, terkontrol, empiris mengenai hubungan yang diasumsikan di antara
    fenomena alam.
    Pendekatan obyektif juga cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka. Pendekatan ini juga berpendapat, hingga derajat tertentu perilaku manusia dapat diramalkan, meskipun ramalan tersebut tidak setepat ramalan perilaku alam. Dengan kata lain, hukum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin (probabilistik). Misalnya, kalau mahasiswa lebih rajin belajar, mereka (mungkin) akan mendapatkan nilai lebih baik. Jadi apabila di pahami bahwa pendekatan objektif ini menganggap perilaku manusia dapat di bagi-bagi menjadi bagian yang independen, yang masing-masing bekerja secara sistematis.
    Dalam penelitian, pendekatan objektif atau kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dalam penelitian Objektif atau Kuantitatif yaitu, penelitian yang bersifat mengukur baik pengaruh maupun hubungan antar variabel. Pengaruh X terhadap Y, hubungan X dengan Y dan sebagainya.
    Contoh Penelitian: “Pengaruh menonton Sinetron pada TV “A” terhadap tingkat Kecerdasar Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung”
    Prespektif Subjektif
    Presfektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
    Pendekatan Subyektif cenderung memandang manusia yang mereka amati sebagai aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling mereka, karena manusia berbeda dengan benda Kennetth Burke mengatakan bahwa benda hanya bergerak dan manusia tidak hanya bergerak tetapi juga bertindak. Kaum subjektivis menjelaskan makna perilaku dengan menafsirkan apa yang orang lakukan. Interpretasi atas perilaku ini tidak bersifat kausal, dan tidak bisa dijelaskan melalui generalisasi seperti yang dilakukan kaum objektivis.
    Fokus perhatian kaum subjektivis adalah bagian perilaku manusia yang disebut tindakan (action), bukan sekedar gerakan tubuh, yang mencakup ucapan, bukan dengkuran; melompat bukan tejatuh; bunuh diri, bukan sekedar kematian. Jadi jelas bahwa manusia berbeda dengan hewan, tumbuhan, benda, karena manusia mempunyai pikiran, kepercayaan, keinginan, niat, maksud, dan tujuan. Semua hal itu memberi makna kepada kehidupan dan tindakan mereka, dan membuat kehidupan dan tindakan tersebut dapat dijelaskan.
    Menurut pandangan subjektif, realitas sosial adalah suatu kondisi yang cair dan mudah berubah melalui interaksi manusia yang dijalani sehari-hari, dan manusialah yang menciptakan struktur bukan struktur yang menentukan perilaku.
    Dalam penelitian, pendekatan subjektif atau kualitatif tidak akan mengukur pengaruh dan hubungan antar variabel sebagaimana dalam penelitian objektif, tetapi lebih kepada mengembangkan konsep, memberikan realitas ganda, menciptakan teori dasar (grounded theory), dan mengembangkan pemahaman.
    Contoh Penelitian: “Strategi Komunikasi Pemasaran pada Media Online Detik.com dalam Memperoleh Iklan dari Perusahan Multinasional”.



    ReplyDelete
  3. Pendekatan Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.
    Paradigma berkaitan dengan cara memandang terhadap realitas. Realitas yang sama akan tampak berbeda bila dilihat dengan paradigma yang berbeda. Dalam ilmu sosial dan komunikasi, terdapat sejumlah paradigma, biasanya secara sederhana dikelompokkan secara dikotomis ke dalam paradigma objektif, yang lebih populer dengan istilah kuantitatif, dan subjektif, yang lebih dikenal dengan sebutan kualitatif. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian. Dalam paradigma objektif dikenal, antara lain, metode peneltian survei dan eksperimen. Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.
    Dari perspektif ini, banyak teori kritis sastra, karena difokuskan pada interpretasi dan penjelasan bukan pada transformasi sosial, akan dianggap sebagai teori positivistik atau tradisional daripada kritis dalam arah Kant atau Marxis. Teori Kritis dalam sastra dan humaniora pada umumnya tidak selalu melibatkan dimensi normatif, sedangkan teori sosial kritis tidak, melainkan, baik melalui mengkritik masyarakat dari beberapa teori umum nilai, norma, atau "kewajiban," atau melalui mengkritik dalam hal nilai-nilai yang dianut sendiri.

    ReplyDelete
  4. Nama:Dedek Caniago
    Kelas: Karyawan smester 2 Fikom.
    NIM: 20702010084

    1. Perbedaan perspektif objektif, subjektif dan kritis:
    Jawab: perspektif objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
    Sedangkan perspektif subjektif dan kritis relatif sama, yaitu digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    2. Jeaskan bagaimana perspektif objektif, subjetif meposisikan peneliti dalam melakukan penelitian.
    Jawab:
    - Perspektif Objektif (Peneliti berada diluar realitas,dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian).
    - Perspektif Subjektif (peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interprestasi secara subjektif)

    3. Sebutkan salah satu teori yng termasuk dalm perspektif objektif, subjektif dan kritis.
    Jawab: Teori Ekonomi Politik (Perspektif Objektif).
    Teori Konstruktivisme ekonomi politik (Prespektif Subjektif).
    Teori Strukturalisme ekonomi politik (perspektif Kritis.

    ReplyDelete
  5. Nama :HERAWAN FATONI
    Nim :20702010044
    Kelas: KARYAWAN

    JAWABAN.

    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  6. Dedek Jusitira sunanta PB
    20702010012

    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-pertimbangan berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.Objektif menilai bahwa kebenaran dapat ditemukan, jika seseorang dapat mendekati campur tangan manusia ketika melakukan penelitian, dalam arti lain mengambil jarak dari objek yang diteliti, karena pendekatan ini lebih sistematis, terkontrol, empiris mengenai hubungan yang diasumsikan antara fenomena alam. Pendekatan obyektif juga cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan perubahannya yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka. Dengan kata lain, hukum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin (probabilistik).Dalam penelitian, pendekatan objektif atau kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dalam penelitian, penelitian atau penelitian, penelitian yang mengukur baik pengaruh maupun hubungan antar variabel. Pengaruh X terhadap Y, hubungan X dengan Y dan sebagainya.Contoh Penelitian: “Pengaruh menonton Sinetron pada TV“ A ”terhadap tingkat Kecerdasar Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung” Prespektif Subjektif
    Presfektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental ditampilkan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
    Pendekatan Subyektif cenderung memandang manusia yang mereka amati sebagai aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling mereka, karena manusia berbeda dengan benda Kennetth Burke menyatakan bahwa benda hanya bergerak dan manusia tidak hanya bergerak tetapi juga bertindak. Subjek Kaum menjelaskan perilaku makna dengan menafsirkan apa yang orang lakukan. Interpretasi atas perilaku ini tidak bersifat kausal, dan tidak bisa dilakukan melalui generalisasi seperti yang dilakukan kaum objektivis.
    Fokus perhatian kaum subjektivis adalah perilaku manusia yang disebut tindakan (action), bukan sekedar gerakan tubuh, yang mencakup ucapan, bukan dengkuran; masuk bukan tejatuh; bunuh diri, bukan hanya kematian.Jadi jelas bahwa manusia berbeda dengan hewan, tumbuhan, benda, karena manusia mempunyai pikiran, kepercayaan, keinginan, niat, maksud, dan tujuan. Semua hal itu memberi makna kepada kehidupan dan tindakan mereka, dan membuat kehidupan dan tindakan tersebut dapat.
    Lebih jelasnya lagi berikut pendekatan objektif dan subjektif:
    1.Penelitian kuantitatif penyusunan kerangka teori yang dioperasionalisasikan - dikuantifikasi dalam variabel-variabel, sedangkan penelitian kualitatif “tidak menggunakan kerangka teori.
    2.Penelitian kuantitatif tidak memerlukan ubahan (variabel), serta tidak mengukur ubahan itu, apalagi mengkuantitatifkan
    3.Dalam penelitian kualitatif hubungan antara peneliti dengan subyek penelitian melebur.
    4.Dalam penelitian kualitatif data dimulai dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan subyek (open koding), data diorganisasikan, dikategorikan, dikembangkan kearah beberapa hubungan logis (axial coding), pemeriksaan mana yang kategori inti dan mana yang bukan (selective coding)
    5.Penelitian kualitatif lebih menekankan proses dari hasil pada hasil, hal ini disebabkan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti akan lebih jelas jika diamati dalam proses.
    6.Dalam penelitian kualitatif lebih mengenal istilah “informan-nara sumber” dibandingkan istilah sampel. Meskipun mengunakan sampel, lazimnya mengunakan sampel non peluang (purposife sampling, snowball sampling, insidental sampling dsb).

    ReplyDelete
  7. Nama : Crisye
    Nim : 20702010059
    Kelas: karyawan

    1. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai.
    Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia.
    Pendekatan paradigma kritis tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. pandangan paradigma ini menekankan pada ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan prosedur yang baku, tetapi untuk mem- bongkar ideologi-ideologi yang sudah ada dalam pembebasan manusia dari segala be- lenggu penghisapan dan penindasan.

    2. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian. Dalam paradigma objektif dikenal, antara lain, metode peneltian survei dan eksperimen. Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.

    3. Paradigma penelitian adalah cara pandang, keyakinan, dan kesepakatan peneliti mengenai cara fokus permasalahan dipahami dan dikaji. Egon G. Guba mengklasifikasikan paradigma penelitian sosial ke dalam tiga aspek, yaitu ontologi, epistemologi, dan metodologi.

    ReplyDelete
  8. Nama:Lia iska oktarina
    Nim:20702010065

    1.perbedaan paradigma/ perspektif objektif,subjektif,kritis
    Paradigma objektif:memprediksi umum gejala sosial
    Paradigma subjektif:menafsirkan individu daam masyarakat dapat mengkontruksi dan memelihara dunia sosialnya
    Paradigma kritis:mengembangkan secara kritis kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.
    2.paradigma /perspektif objektif,subjektif memposisikan peneliti dalam melakukan penelitiannya dengan berdasarkan landasan2 penelitian,paradigma perspektif objektif dengan landasan penelitian kuantitatif,sedangkan paradigma subjektif berdasarkan landasan kualitatif,paradigma objektif menekankan kesepakatan para peneli dan penelitian,paradigma subjektif berdasarkan temuan penelitian yg mencerminkan penghayatan subyek yg diteliti.
    3.salah satu teori paradigma objektif
    -information theory(sisiplin ilmu dalam bidang matematika terapan yg berkaitan dengan kuantisasi data)
    Salah satu teori paradigma subjektif
    -muted group theory(teori kebungkaman)
    Salah satu teori paradigma kritis
    -chritical discourse analysis(wancana kritis)

    ReplyDelete
  9. Nama :Eko Arie Prasetya
    Nim :20702010008
    Kelas :Karyawan


    Jawab
    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  10. Nama:Hidayat
    NIM:20702010003
    kelas:karyawan
    Semester:II
    dosen Pengampu:Herdiansyah Amanu,M.I.Kom
    1.Diantara perspektif objektif dengan subjektif, dan perspektif objektif dengan kritis memiliki karakteristik yang jauh berbeda. Sementara anatara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.
    2.Setiap paradigma (cara/pola pikir)memiliki perspektik yang berbeda dalam memandang realitas.Dalam dunia penelitian ada beberapa paradigma yang melandasi, yaitu paradigma objektif(positivistik),subjektif (interpretif) dan kritis.
    3.paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  11. Nama : Devi Juanda
    Nim : 20702010019
    Kelas: karyawan

    1. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai.
    Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia.
    Pendekatan paradigma kritis tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. pandangan paradigma ini menekankan pada ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan prosedur yang baku, tetapi untuk mem- bongkar ideologi-ideologi yang sudah ada dalam pembebasan manusia dari segala be- lenggu penghisapan dan penindasan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. Nama : Yarli Rhomadon Wiranto
    Nim : 20702010013

    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif. Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif.

    ReplyDelete
  14. Nama : M. Rajab Sapriadi
    NIM : 20702010096
    Kelas : Fikom Karyawan

    1. Perbedaan paradigma/perspektif objektif, subjektif dan kritis secara aksiologis adalah pada paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif yang memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.

    Sedangkan paradigma subjektif dan kritis tidak jauh berbeda bahkan memiliki banyak persamaan. Analisi teori kritis lebih menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, baik secara historis maupun institusional. Namun pada perspektif subjektif kurang sensitif akan hal tersebut.

    2. Pada Paradigma/perspektif objektif peneliti berada diluar realitas dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian, nilai-nilai peneliti tidak boleh mencampuri proses penelitian. Sedangkan Pada Paradigma/perspektif subjektif, peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interpretasi secara subjektif, nila-nilai peneliti merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penelitian.

    3.salah satu teori yang termasuk dalam paradigma/perspektif objektif yaitu Hipodermic Needle (teori jarum suntik) yang merupakan komunikasi searah, berdasarkan anggapan bahwa komunikasi massa memiliki pengaruh langsung, segera dan sangat menentukan terhadap audience.

    Sedangkan teori dalam paradigma/perspektif subjektif yaitu Fenomenologhy atau teori pendekatan.

    Dan teori pada paradigma/perspektif kritis yaitu Chritical Theory of Communication

    ReplyDelete
  15. Nama: Efan Rifandi
    Nim: 20702010032
    Kelas: Karyawan

    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-pertimbangan berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.Objektif menilai bahwa kebenaran dapat ditemukan, jika seseorang dapat mendekati campur tangan manusia ketika melakukan penelitian, dalam arti lain mengambil jarak dari objek yang diteliti, karena pendekatan ini lebih sistematis, terkontrol, empiris mengenai hubungan yang diasumsikan antara fenomena alam. Pendekatan obyektif juga cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan perubahannya yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka. Dengan kata lain, hukum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin (probabilistik).Dalam penelitian, pendekatan objektif atau kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dalam penelitian, penelitian atau penelitian, penelitian yang mengukur baik pengaruh maupun hubungan antar variabel. Pengaruh X terhadap Y, hubungan X dengan Y dan sebagainya.Contoh Penelitian: “Pengaruh menonton Sinetron pada TV“ A ”terhadap tingkat Kecerdasar Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung” Prespektif Subjektif
    Presfektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental ditampilkan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
    Pendekatan Subyektif cenderung memandang manusia yang mereka amati sebagai aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling mereka, karena manusia berbeda dengan benda Kennetth Burke menyatakan bahwa benda hanya bergerak dan manusia tidak hanya bergerak tetapi juga bertindak. Subjek Kaum menjelaskan perilaku makna dengan menafsirkan apa yang orang lakukan. Interpretasi atas perilaku ini tidak bersifat kausal, dan tidak bisa dilakukan melalui generalisasi seperti yang dilakukan kaum objektivis.
    Fokus perhatian kaum subjektivis adalah perilaku manusia yang disebut tindakan (action), bukan sekedar gerakan tubuh, yang mencakup ucapan, bukan dengkuran; masuk bukan tejatuh; bunuh diri, bukan hanya kematian.Jadi jelas bahwa manusia berbeda dengan hewan, tumbuhan, benda, karena manusia mempunyai pikiran, kepercayaan, keinginan, niat, maksud, dan tujuan. Semua hal itu memberi makna kepada kehidupan dan tindakan mereka, dan membuat kehidupan dan tindakan tersebut dapat.
    Lebih jelasnya lagi berikut pendekatan objektif dan subjektif:
    1.Penelitian kuantitatif penyusunan kerangka teori yang dioperasionalisasikan - dikuantifikasi dalam variabel-variabel, sedangkan penelitian kualitatif “tidak menggunakan kerangka teori.
    2.Penelitian kuantitatif tidak memerlukan ubahan (variabel), serta tidak mengukur ubahan itu, apalagi mengkuantitatifkan
    3.Dalam penelitian kualitatif hubungan antara peneliti dengan subyek penelitian melebur.
    4.Dalam penelitian kualitatif data dimulai dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan subyek (open koding), data diorganisasikan, dikategorikan, dikembangkan kearah beberapa hubungan logis (axial coding), pemeriksaan mana yang kategori inti dan mana yang bukan (selective coding)
    5.Penelitian kualitatif lebih menekankan proses dari hasil pada hasil, hal ini disebabkan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti akan lebih jelas jika diamati dalam proses.
    6.Dalam penelitian kualitatif lebih mengenal istilah “informan-nara sumber” dibandingkan istilah sampel. Meskipun mengunakan sampel, lazimnya mengunakan sampel non peluang (purposife sampling, snowball sampling, insidental sampling dsb).

    ReplyDelete
  16. Nama : Asri Firmansyah
    Nim : 20702010001
    Kelas : Karyawan

    Jawabannya :

    1.perspektif objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
    Sedangkan perspektif subjektif dan kritis relatif sama, yaitu digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.
    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.
    3. Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  17. Nama : Ramanda
    Nim : 20702010006
    Kelas : karyawan

    Jawab:
    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  18. Nama : Fitri febriani
    Nim : 20702010005

    1. ~ perspektif objektif = memprediksi pola umum gejala sosial tertentu yang ada dalam masyarakat.
    ~ perspektif subjektif = memahami dan menafsirkan bagaimana individu dalam masyarakat dapat mengkontruksi dan memelihara dunia sosialnya.
    ~ perspektif kritis = mengembangkan secara kritis kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.
    2.~ perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiaran subjektif dari peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.
    ~ perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan kontruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.
    3. Hipodermic needle/bullet
    Fenomenology
    Critical theory of communication

    ReplyDelete
  19. Nama : fitya rahma
    Nim : 20702010090
    Kelas : karyawan

    1.Prespektif Objektif
    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.

    -Prespektif Subjektif
    Presfektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
    -Paradigma kritis adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistemologi kritik marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya.


    2.Pendekatan objektif (kuantitatif) berpandang-
    an bahwa realitas itu objektif, ada “di sana”, empiris,
    terpisah, tidak tergantung dari pikiran atau persepsi
    peneliti. Dunia sosial seperti dunia alam fisika,
    terpisah dari pengamat, independen. Sementara itu,
    bagi pendekatan subjektif (kualitatif), realitas sosial
    itu tidak terpisahkan dari pikiran dan persepsi
    subjek (orang yang mengalami, peneliti).
    Semetara itu, dalam paradigma
    kualitatif peneliti sudah seharusnya berhubungan
    dengan subjek yang diteliti secara langsung.
    Keintiman antara kedua pihak akan berpengaruh
    pada seberapa banyak pengetahuan tersembunyi
    (tacit knowledge) dari lapangan dapat terungkap,
    dan seberapa dalam informasi dan maknanya
    dapat dimunculkan.
    Versi lain mengenai perbedaan paradigma
    dilihat dari dimensi-dimensi ontologis,
    epistemologi, dan aksiologis, serta metodologis
    diperlihatkan pada Tabel 2. Pada tabel ini,
    pengelompokan paradigma tidak dilakukan secara
    dikotomis. Dalam kerangka dikotomi paradigma
    objektif – subjektif, paradigma klasik termasuk ke
    dalam paradigma objektif (kuantitatif), sedangkan
    paradigma kritis dan konstruktivis termasuk ke
    dalam paradigma subjektif (kualitatif).

    3.THEORY
    Theoretical Framework
    Theory logic method

    ReplyDelete
  20. Nama : pahira tiara
    Nim : 20702010004
    Kelas : karyawan

    1. *paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
    *Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.
    2. *Persfektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai,tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari penelitian.
    *Sementara persfektif subjektif dan kritis sama sama memandang bahwa suatu penelitian tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.
    3.Pendekatan objektif didefinisikan sebagai asumsi bahwa kebenaran itu tunggal dan dapat diakses melaui pengamatan inderawi yang tidak bias, dan berkomitmen untuk menemukan hubungan sebab akibat (Griffin, 2006).

    Dalam teori komunikasi, pendekatan objektif atau pendekatan ilmiah (Littlejohn, 2009) adalah sebuah pendekatan yang melibatkan pengamatan suatu fenomen secara langsung, tidak langsung, maupun empiris, menguji hubungan di antara fenomena-fenomena yang terjadi, dan membentuk teori-teori dengan menggunakan model induktif-statistik, deduktif-nomologis, dan deduktif-statistik.

    Karakteristik

    Menurut Griffin (2006), pendekatan objektif memiliki beberapa karakteristik yaitu :

    Pendekatan objektif berusaha untuk menjelaskan berbagai data yang menjadi alasan atau dasar bagi terjadinya sesuatu. Teori-teori yang berada dalam pendekatan objektif pada umumnya lebih menitikberatkan pada variabel-variabel penting yang jauh dari data yang tidak relevan, menggambarkan sesuatu secara runut, menjelaskan apa dan mengapa sesuatu dapat terjadi, serta menjelaskan proses maupun hasil dari suatu fenomena.
    Prediksi dalam pendekatan objektif dibuat untuk meramalkan apa yang akan terjadi. Dalam ilmu eksakta, prediksi yang dibuat akan jauh lebih akurat dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial karena didasarkan pada probabilitas.
    Pendekatan objektif dipandang relatif sederhana. Teori-teori yang berada dalam payung pendekatan objektif umumnya menggunakan parsimoni atau penjelasan yang lebih sederhana serta logis mengenai sesuatu atau fenomena yang sangat kompleks.
    Hipotesis dalam pendekatan objektif merupakan hipotesis yang dapat diuji. Jika tidak ada cara untuk membuktikan kesalahan suatu teori maka asumsi lah yang digunakan.
    Beberapa teori dalam kategori pendekatan objektif dapat diterapkan.
    Fakta-fakta dalam pendekatan objektif diperoleh melalui metode penelitian kuantitatif.
    Griffin kemudian menjelaskan bahwa terkait dengan penelitian kuantitatif, karakteristik yang tersemat pada pendekatan objektif dalam teori komunikasi di atas berkaitan pula dengan tradisi teori komunikasi.

    Tradisi komunikasi tersebut seperti retorika, semiotika, fenomenologi, sibernetika, psikologi sosial, teori sosial budaya, dan teori kritis.

    Dalam artian, ada beberapa teori komunikasi dalam pendekatan objektif yang memiliki kesamaan atau berkaitan dengan beberapa tradisi teori komunikasi.

    Misalnya, teori yang berakar dari pendekatan objektif sebagian besar berkaitan dengan tradisi psikologi sosial.

    Yang dimaksud dengan tradisi psikologi sosial adalah tradisi teori komunikasi yang memandang komunikasi sebagai interaksi sosial dan pengaruh yang selalu melibatkan individu-individu dengan sifat kepribadian, sikap, emosi dan proses kognitifnya masing-masing.

    Tradisi psikologi sosial juga menekankan pada perspektif ilmiah atau pendekatan objektif ketika menjelaskan hubungan sebab akibat.

    ReplyDelete
  21. Nama : Levi afri andi
    Kelas : karyawan
    Nim : 20702010095

    1.perbedaan paradigma/ perspektif objektif,subjektif,kritis
    Paradigma objektif:memprediksi umum gejala sosial
    Paradigma subjektif:menafsirkan individu daam masyarakat dapat mengkontruksi dan memelihara dunia sosialnya
    Paradigma kritis:mengembangkan secara kritis kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.
    2.paradigma /perspektif objektif,subjektif memposisikan peneliti dalam melakukan penelitiannya dengan berdasarkan landasan2 penelitian,paradigma perspektif objektif dengan landasan penelitian kuantitatif,sedangkan paradigma subjektif berdasarkan landasan kualitatif,paradigma objektif menekankan kesepakatan para peneli dan penelitian,paradigma subjektif berdasarkan temuan penelitian yg mencerminkan penghayatan subyek yg diteliti.
    3.salah satu teori paradigma objektif
    -information theory(sisiplin ilmu dalam bidang matematika terapan yg berkaitan dengan kuantisasi data)
    Salah satu teori paradigma subjektif
    -muted group theory(teori kebungkaman)
    Salah satu teori paradigma kritis
    -chritical discourse analysis(wancana kritis)

    ReplyDelete
  22. Nama : tintus arian wibowo
    Nim :20702010083
    Kelas : reguler pagi

    1.Prespektif Objektif
    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.

    2. . Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.


    3.paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  23. Nama:mardiana
    NIM 20702010041
    Kelas reguler pagi

    1.Prespektif Objektif
    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.

    2.**Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.
    **Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.


    3.**paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,
    **sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama : Ica Arleta
      NIM : 20702010078
      Kelas : Reguler Pagi

      1. Dalam ilmu sosial dan komunikasi, terdapat sejumlah paradigma, biasanya secara sederhana dikelompokkan secara dikotomis ke dalam paradigma objektif, yang lebih populer dengan istilah kuantitatif, dan subjektif, yang lebih dikenal dengan sebutan kualitatif. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian. Dalam paradigma objektif dikenal, antara lain, metode peneltian survei dan eksperimen. Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.

      2. Pada Paradigma/perspektif objektif peneliti berada diluar realitas dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian, nilai-nilai peneliti tidak boleh mencampuri proses penelitian. Sedangkan Pada Paradigma/perspektif subjektif, peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interpretasi secara subjektif, nila-nilai peneliti merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penelitian.

      3. Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

      Delete
  24. Nama : Agung apri Wijaya Kusuma
    Nim :20702010074
    Kelas : reguler pagi

    1.terdapat beberapa perbedaan di antara nya yang pertama Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2.perbedaan dalam melakukan penelitian nya yaitu: Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  25. Nama : Wahyudi
    NIM : 20702010028
    Kelas : Reguler Pagi

    1.Perbedaan perspektif objektif, subjektif dan kritis:
    Jawab: perspektif objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
    Sedangkan perspektif subjektif dan kritis relatif sama, yaitu digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    2.Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  26. Nama :Destiana
    NIM. :20702010033
    Kelas:reguler pagi

    1.-Prespektif Objektif
    Pendekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra.
    -Prespektif Subjektif
    Presfektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan.
    -Paradigma kritis adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistemologi kritik marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya.

    2.Jeaskan bagaimana perspektif objektif, subjetif meposisikan peneliti dalam melakukan penelitian.
    Jawab:
    - Perspektif Objektif (Peneliti berada diluar realitas,dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian).
    - Perspektif Subjektif (peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interprestasi secara subjektif).

    3. Sebutkan salah satu teori yng termasuk dalm perspektif objektif, subjektif dan kritis.
    Jawab: Teori Ekonomi Politik (Perspektif Objektif).
    Teori Konstruktivisme ekonomi politik (Prespektif Subjektif).
    Teori Strukturalisme ekonomi politik (perspektif Kritis.

    ReplyDelete
  27. Nama: Rahmat Hidayat
    Kelas:regu reg pagi
    NIM :20702010089

    1.perbedaan paradigma/perspektif objektif, subjektif dan kritis secara aksiologis adalah Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa yang berbeda dari paradigma tersebut.

    2.cara paradigma/perspektif objektif, subjektif memposisikan peneliti dalam melakukan penelitiannya adalah Paradigma/perspektif objektif peneliti berada diluar realitas dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian, nilai-nilai peneliti tidak boleh mencampuri proses penelitian. Sedangkan Pada Paradigma/perspektif subjektif, peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interpretasi secara subjektif, nila-nilai peneliti merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penelitian itu sendiri.

    3.sbutkan salah satu teori yang termasuk dalam paradigma/perspektif objektif, subjektif dan kritis

    *teori paradigma subjektif
    -muted group theory(teori kebungkaman)
    Salah satu teori paradigma kritis
    -chritical discourse analysis(wancana kritis)

    *Sedangkan teori paradigma objektif
    -information theory(sisiplin ilmu dalam bidang matematika terapan yg berkaitan dengan kuantisasi data)

    ReplyDelete
  28. Nama : Bayu Maulana M.N
    Kelas: Reguler Pagi
    NIM : 20702010024


    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama:Monica selvia
      Prodi: ilmu komunikasi
      NIM:20702010014
      Reguler pagi

      1jelaskanPerbedaan Paradigma perspektif objektifSubjektif dan kritis secara akiologis
      Secara akiologis
      perspektif objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
      Sedangkan perspektif subjektif dan kritis relatif sama, yaitu digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif
      perspektif objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
      Sedangkan perspektif subjektif dan kritis relatif sama, yaitu digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif
      Perspektif Objektif (Peneliti berada diluar realitas,dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian).
      - Perspektif Subjektif (peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interprestasi secara subjektif

      2.bagaimana paradigma/perspektif objektif, subjektif memposisikan peneliti dalam melakukan penelitiannya!
      Denga cara
      mempelajari hal￾ihwal seorang individu berkaitan dengan
      pengalamannya, sebagaimana diceritakan orang
      bersangkutan kepada peneliti, serta sumber￾sumber lain yang relevan, seperti arsif/dokumen,
      anggota keluarganya, koleganya, dsb. Isu yang
      dikaji menyangkut moment penting (turning-point
      moment) orang yang bersangkutan. Studi ini
      dilakukan apabila bahannya tersedia berkaitan
      dengan individu yang bersangkutan, serta orang
      itu mau berbagi informasi tentang dirinya.
      (Cresswell, 1998:40,47).
      Penelitian biografi, dilihat dari subjek
      penelitian, memiliki varian yang mencakup: studi
      biografi, otobiografi, histori kehidupan (life his￾tory), histori lisan (oral history). Dilihat dari segi
      paradigma, sebenarnya penelitian biografi memiliki
      rentangan dari “objektif” hingga “subjektif”.
      Biografi dapat dilakukan secara “objektif” (objec￾tively), yakni dengan sedikit interpretasi dari
      peneliti; secara “ilmiah” (scholarly) dengan latar
      belakang historis subjek yang kuat dan organisasi
      karangan secara kronologis; secara “artistik” (ar￾tistically), menjelaskan secara detil bagian
      kehidupan yang menyenangkan dengan cara yang
      hidup; atau dalam bentuk “naratif” yakni ditulis
      dengan gaya sastra. Pada ujung “objektif”,
      penelitian biografi dikenal dengan istilah classi￾cal biography, sedangkan pada ujung “subjektif”
      dikenal dengan terminologi interpretiv

      3.Sebutkan dan jelaskan salah satu teori yang termasuk dalam paradigma/perspektif objektif, subjektif dan kritis

      Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

      Delete
  29. Nama:Uli Ulandari
    Nim:20702010021
    Prodi: Ilmu Komunikasi
    Kelas: Reguler Pagi

    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2.perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai,tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari siboeneliti, mengabaikan konteks sosial,diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang sedangkan perbedaan antara perspektif subjektif dan kritis, analisis teori kritis lebih menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna baik secara historis maupun institusional,sendangkan pandangan subjektif kurang sensitif akan hal tersebut.

    3.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  30. Nama : Tiara
    Kelas : Ilmu komunikasi reg pagi
    Nim 20702010076

    1. Perspektif objektif, paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif.
    Paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.

    2. Paradigma objektif, penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dan si peneliti, mengabaikan kontak sosial, diatur oleh hukum hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.

    Subjektif dan kritis, penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi maka secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3. Mentakrifkan Ilmu sosial sebagai proses mengungkap proses kritis menganggap " the real structure" di balik ilusi dan kebutuhan palsu yang ditampakkan dunia materi, guna mengembangkan kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan subjek penelitian.
    Contoh teori
    strukturalisme ekonomi politik (sehudsan), instrumentalisme ekonomi politik ( Chomsky, gramsci dan adorno), teori tindakan komunikasi ( juragan habermas)

    ReplyDelete
  31. Nama : Septian Patria Ayu
    Nim : 20702010042
    Pikom : ilmu komunikasi
    Kelas: reguler pagi
    1.Jelaskan perbedaan paradigma/perspektif objektif, subjektif dan kritis secara aksiologis!
    Penjelasan:
    Paradigma berkaitan dengan cara memandang realitas. Realitas yang sama akan tampak berbeda bila dilihat dengan paradigma yang berbeda.
    -Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu murni dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai.
    -Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.
    -kritis relatif sama, yaitu digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.
    -Prespektif Objektif
    Pend ekatan ini disebut Obyektif atau sering disebut pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-pertimbangan berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh penglihatan, pendengaran, peraba, perasa , dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.
    -Prespektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental ditampilkan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

    2.Jelaskan bagaimana paradigma/perspektif objektif, subjektif memposisikan peneliti dalam melakukan penelitiannya
    Penjelasan:
    -Perspektif Objektif (Peneliti berada diluar realitas,dimana peneliti berusaha menjaga jarak dari subjek penelitian).
    - Perspektif Subjektif (peneliti aktif berinteraksi dengan subjek penelitian dan bebas melakukan interprestasi secara subjektif)

    3.Sebutkan dan jelaskan salah satu teori yang termasuk dalam paradigma/perspektif objektif, subjektif dan kritis!
    Penjelasan:
    -salah satu teori yang termasuk dalam paradigma/perspektif objektif yaitu Hipodermic Needle (teori jarum suntik) yang merupakan komunikasi searah, berdasarkan anggapan bahwa komunikasi massa memiliki pengaruh langsung, segera dan sangat menentukan terhadap audience.
    -Sedangkan teori dalam paradigma/perspektif subjektif yaitu Fenomenologhy atau teori pendekatan.
    -Dan teori pada paradigma/perspektif kritis yaitu Chritical Theory of Communication
    Contohnya seperti teori
    Teori Ekonomi Politik (Perspektif Objektif).
    Teori Konstruktivisme ekonomi politik (Prespektif Subjektif).
    Teori Strukturalisme ekonomi politik (perspektif Kritis)

    ReplyDelete
  32. Nama : Ika Fauziah Ramadhani
    Nim : 20702010009
    Prodi : Ilmu Komunikasi (reguler pagi)

    1. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu murni dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Dan Presfektif Subjektif atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan.
    -Paradigma kritis adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistemologi kritik marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya. Paradigma kritis diinspirasikan dari teori kritis dan terkait dengan warisan marxisme dalam seluruh filosofi pengetahuannya.

    2.Perspektif objektif penelitian harus bebas nilai tidak boleh menggunakan penafsiran peneliti. Sementara perspektif subjektif menganggap bahwa suatu penelitian tidak bisa lepas dari nilai-nilai penelitinya.

    3. -information theory(sisiplin ilmu dalam bidang matematika terapan yg berkaitan dengan kuantisasi data)
    Salah satu teori paradigma subjektif
    -muted group theory(teori kebungkaman)
    Salah satu teori paradigma kritis
    -chritical discourse analysis(wancana kritis)

    ReplyDelete
  33. Nama : Maita pitasari
    Kelas: Reguler Pagi
    NIM : 20702010036


    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif

    ReplyDelete
  34. Nama : Sefta Hardayanti
    Nim : 20702010026
    Prodi: Ilmu Komunikasi (reguler pagi)

    1.Paradigma berkaitan dengan cara memandang terhadap realitas. Realitas yang sama akan tampak berbeda bila dilihat dengan paradigma yang berbeda. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai.
    Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3. paradigma objektif, yang lebih populer dengan istilah kuantitatif, keluarganya belum saling mengenal, salah satu paradigma kritis dan konstruktivis termasuk ke berbagai teori, model, perspektif, dan pendekatan dalam ilmu komunikasi ... Karena sifatnya yang subjektif dan interpretatif.

    ReplyDelete
  35. NAMA: IMAM MUKHYIDDIN
    NIM : 20702010075
    KELAS :LEGULER PAGI

    Jawab:
    1.Paradigma objektif digunakan sebagai landasan penelitian kuantitatif,Sedangkan paradigma subjektif dan kritis digunakan sebagai landasan penelitian kualitatif.Sementara antara perspektif subjektif dengan kritis tidak jauh berbeda, bahkan memiliki banyak persamaan, meski ada beberapa perbedaan.

    2. Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.

    3.Istilah paradigma positivisme/post positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif/positivistik, sedangkan istilah paradigma konstruktivisme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif/interpretif. Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  36. Nama : Dewi Salma Fauziya
    NIM : 20702010034
    Kelas : Reg. Pagi Fikom


    1. Perbedaan antara perspektif subjektif dan kritis, analisis teori kritis lebih menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna baik secara historis maupun institusional, sedangkan pandangan subjektif kurang sensitif akan hal tersebut. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikirannya.


    2. Pendekatan kuantitatif memandang realitas itu sesuatu yang objektif, apa adanya, siapa pun yang melihatnya. Karena realitas itu sesuatu yang objektif, maka ia dapat diukur. Peneliti dengan pendekatan ini, untuk memahami realitas, akan menentukan alat ukurnya terlebih dahulu. Alat ukur ini dapat digunakan oleh peneliti mana pun dan dapat dipakai untuk mengukur realitas(variabel) yang sama. Dengan kata lain, si peneliti melakukan konstruksi menurut pikirannya tentang realitas tersebut.
    Sebaiknya, pendekatan kualitatif memandang bahwa realitas sosial itu merupakan hasil konstruksi manusia. Oleh karena itu, setiap orang memiliki pandangan, pengalaman atau makna yang berbeda tentang suatu peristiwa. Setiap orang melakukan konstruksi tentang realitas yang dihadapinya secara subjekrif. Seorang peneliti dengan pendekatan kualitatif, oleh karena itu untuk memahami sebuah realitas tidak membawa alat ukur.


    3. Contoh teori: Ekonomi politik liberal, teori modernisasi, teori pembangunan negara berkembang, interaksionalidme simbolik, agenda setting, teori fungsi media.

    Istilah paradigma positivisme selalu dilekatkan dengan paradigma objektif, sedsngkan istilah paradigma konstruktivusme dan kritis selalu dilekatkan dengan paradigma subjektif.
    Dalam perkembangannya, paradigma positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivisme dan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  37. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  38. Nama : Aleiya Bahsin
    Prodi: Ilmu komunikasi kelas reg pagi
    NIM : 20702010016

    1. Paradigma berkaitan dengan cara memandang terhadap realitas.Dalam paradigma objektif dikenal, antara lain, metode peneltian survei dan eksperimen. Dalam paradigma subjektif, dikenal, atara lain, pendekatan fenomenologi, studi kasus, etnografi, biografi, grounded theory.

    2. Paradigma objektif memandang bahwa realitas itu tunggal dan objektif, kebenaran itu bersifat universal, ilmu dikembangkan dalam konteks yang bebas nilai. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian
    Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada Paradigma subjektif memandang realitas sebagai majemuk, hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang diperoleh itu sifatnya relatif yang hanya berlaku pada wilayah geografis tertentu, serta ilmu dikembangkan tidak bebas nilia. Paradigma mengimplikasikan pada metode peneltian.

    3. teori paradigma subjektif
    muted group theory(teori kebungkaman)
    Salah satu teori paradigma kritis
    chritical discourse analysis(wancana kritis)

    Sedangkan teori paradigma objektif
    information theory(sisiplin ilmu dalam bidang matematika terapan yg berkaitan dengan kuantisasi data)

    ReplyDelete
  39. Nama : Ani Sagita
    NIM : 20702010060
    Kelas : Ilmu Komunikasi (Reguler)

    1. •Perspektif objektif adalah perspektif yg digunakan untuk landasan dalam penelitian kuanlitatif dimana penelitian ini dilakukan secara sistematis untuk mengembang metode dan teori.
    • subjektif dan perspektif kritis adalah perspektif yg digunakan untuk landasan dalam penelitian kualitatif, yg hasilnya berupa analisis.
    2. •Perspektif objektif menganggap bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan penafsiran subjektif dari sang peneliti.
    • sedangkan perspektif subjektif dan perspektif kritis menganggap bahwa suatu penelitian tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai yg melekat pada sang peneliti. Dan peneliti dianggap instrumen utama dalam penelitian.
    3. •Pengaruh menonton Sinetron pada TV“ A ”terhadap tingkat Kecerdasan Siswa Sekolah Dasar di Kota Palembang”.
    • Strategi Komunikasi Pemasaran pada Media Facebook dalam Memperoleh Keutungan”.

    ReplyDelete
  40. Nama Nur hasanah
    Nim 20702010027
    Fakultas ilmu komunikasi
    Reguler pagi
    1.Perspektif objektif memandang bahwa proses penelitian harus bebas nilai, tidak dibenarkan adanya penafsiran subjektif dari si peneliti, mengabaikan konteks sosial, diatur oleh hukum-hukum yang berlaku tetap dan universal serta dijamin oleh metodologi yang objektif.
    • Sementara perspektif subjektif dan kritis sama-sama memandang bahwa suatu penelitian tidak pernah dapat dipisahkan dari nilai-nilaiyang melekat pada diri peneliti dalam konteks tertentu sehingga peneliti dianggap sebagai instrumen utama penelitian untuk melakukan penafsiran dan konstruksi makna secara subjektif dan tidak ada standar yang baku.
    • Sedangkan perbedaan antara perspektif subjektif dan kritis, analisis teori kritis lebih menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna baiksecara historis maupun institusional, sedangkan pandangan subjektif kurang sensitif akan hal tersebut. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat.

    2.Dalam perkembangannya, paradigma positivisme/post positivisme telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma konstruktivismedan kritis telah melahirkan berbagai metode penelitian khususnya di ranah penelitian kualitatif.

    3.Post-nositivisme
    Menempatkan ilmu sosial seperti ilmu alam, yaitu metode terorganisir untuk mengkombinasikan 'deductive logic' melalui pengamatan empiris agar mendapatkan konfirmasi tentang hukum kausalitas yang dapat digunakan bagi memprediksi pola inninn gejala sosial tertentu
    Contoh Teori
    Ekonomi Politik Liberal, Teori Modernisasi, Teori Pembangunan Negara Berkembang, Inteiaksionisme Simbolik (lowa School), Agenda Setting, Teori fungsi Media Konstruktivisme Ekonomi
    Konstruktivisme (Interpretif) Memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis atas 'socially meaningful action ' melalui pengamatan langsung terhadap aktor sosial dalam setting yang alamiah, agar dapat memahami dan menafsirkan bagaimana aktor sosial inenciptadan memelihara dunia sosial
    Contoh Teori
    Politik (Golding & Murdock), Fenomenologi,
    Etnometodologi, Interaksi Simbolik (Chicago School), Konstruksionisme (Social Construction of Reality Peter L Berger) Strukturalisme Ekonomi Politik
    Teori Kritis
    Mentakrilkan ilmu sosial sebagai proses kritis mengiuigkap 'the real structure' dibalik ilusi dan kebutuhan palsu yang ditampakkan dunia materi, guna mengembangkan kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan subjek penelitian
    Contoh Teori
    (Schudson), Instrumentalisme Ekonomi Politik (Chomsky, Gramsci dan Adomo), Teori Tindakan Komunikasi (Jurgan Habermas)

    ReplyDelete